Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal berencana
mengerahkan 10 ribu buruh untuk mengawal hasil perhitungan resmi di
Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli mendatang. Dia berjanji, buruh
tidak akan membuat rusuh di KPU.
Menanggapi pengerahan massa dari
buruh, calon presiden nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) mengatakan,
pengerahan massa ini tidak perlu dilakukan.
Dia berharap, suasana di
Jakarta pada saat pengumuman hasil rekapitulasi suara dapat berjalan
dengan tenang.
"Enggak (bagus). Kita semua ingin dingin. Jakarta
dingin. Indonesia sejuk," jelasnya di Jalan Subang nomor 23, Menteng,
Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).
Jokowi menegaskan, pihaknya tidak
akan melakukan hal serupa. Dia khawatir, dengan pengerahan massa malah
membuat suasana tidak kondusif.
"Kalau kita tidak usah pengerahan-pengerahan massa. Biar semuanya dingin," ujarnya.
Sebelumnya,
Said mengungkapkan, berkumpulnya buruh di KPU bukan untuk menekan
lembaga tersebut, namun sebagai bentuk pengawalan terhadap intimidasi
lawan kepada KPU serta sebagai bentuk dukungan kepada Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa. "Kami punya kepentingan di sana, Pak Prabowo
menandatangani Spultura, 10 tuntutan rakyat, salah satunya upah yang
layak bagi buruh, makanya kami akan mengawal kemenangan Prabowo di KPU,"
jelasnya. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar