Selama dua hari intensif ( 23-24 Januari 2014), Tim Dua Tiga Seknas Jokowi, telah melangsungkan academic meeting. Pertemuan membuahkan rumusan-rumusan strategis, yang nantinya akan disusun menjadi naskah "garis-garis besar haluan negara".
Seknas Jokowi memandang tantangan bangsa dengan menggunakan ajaran Bung Karno, yakni trisakti (berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan).
Menurut Dadang Juliantara Presidium Seknas Jokowi, pemikiran-pemikiran yang telah dirumuskan antara lain:
"Pertama, bagaimana mengembalikan kedaulatan bangsa, sehingga kekuasaan negara dapat dijalankan sesuai dengan maksud pendiriannya," kata Dadang saat dihubungi, Sabtu (25/1/2014).
Arah pokoknya, menurut Dadang, adalah memulihkan kerja kekuasaan negara, agar sepenuhnya berdasar dan dipandu ideologi Pancasila, dan senantiasa menghasilkan keputusan-keputusan politik yang berwatak nasional (memihak kepentingan bangsa) dan berwatak sosial (memihak kepentingan rakyat kecil).
Kedua, katanya, bagaimana mengembalikan keberdikarian bangsa, memulihkan kemampuan rakyat, bangsa dan negara, dalam mengoptimalisasi kemampuan produksi untuk menopang kemakmuran bangsa. "Semua itu dengan tetap berpegang pada garis mengurangi kerusakan lingkungan, dan memperkuat usaha kreatif rakyat untuk tumbuh dan berkembang," ujarnya.
Ketiga, bagaimana memperkuat jati diri bangsa, menjadi bangsa menjadi bangga sebagai warga bangsa dan senantiasa mengedepankan keutamaan dalam membangun tata hidup bersama. "Seknas Jokowi memandang bahwa gotong royong merupakan jati diri bangsa, yang harus diperkuat dan menjadikannya sebagai kebenaran yang nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.
Berbagai segi tersebut harus diupayakan realisasinya melalui langkah-langkah strategis bangsa, dalam apa yang kita sebut sebagai Jalan Indonesia Bangkit, dengan semangat Trisakti Bung Karno. Intisari pokok adalah memulihkan kedudukan negara dan seluruh kekayaan bangsa, sebagaimana maksud keberadaannya, sedemikian rupa sehingga daripadanya terwujud kemerdekaan sejati yang didasarkan pada perikemanusiaan, perikeadilan dan perdamaian abadi.
Tim perumus yang hadir dalam academic meeting tersebut yakni:
Dr. Noer Fauzi, Drs Bonnie Setiawan, Poppy Ismalina PhD, Ifdhal Kasim SH, Moch. Yamin SH, Dr. Endi Haryono, dll.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar