Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, setelah dirinya melihat langsung dan mendengar penjelasan dari Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, serta Wakil Gubernur Banten Rano Karno, dan anggota DPD Achmad Subadri bahwa Cisadane tidak memerlukan sodetan.
"Setelah kita datang ke lapangan jelas sekali banjir itu sudah sampai meluap ke sisi sungai. Kalau ada sodetan akan menjadi masalah. Sehingga yang diperlukan untuk Cisadane ya normalisasi, bukan sodetan," ujarnya di Pintu Air 10 Kali Cisadane, Tangerang, Banten, Sabtu (25/1/2014).
Namun Jokowi menegaskan, dirinya tidak berwenang memerintahkan bupati dan wali kota Tangerang untuk melakukan normalisasi. "Dan, normalisasi bukan kewenangan Gubernur DKI, tetapi Kementerian PU dalam hal ini pemerintah pusat. Buat saya, kalau memang tidak bisa, ya jangan dipaksakan membangun sodetan," ujarnya.
Sebelum bertolak dari Tangerang, Jokowi yang disalami terus oleh warga Tangerang menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada warga Kota Tangerang. "Saya ucapkan terima kasih kepada warga Tangerang. Terutama kepada Pak Arief, Pak Zaki, Pak Rano. Ini penjelasan yang tepat dan amat jelas sekali," terangnya.
Sedangkan Arief setelah mempresentasikan titik banjir di depan Jokowi mengaku, berharap adanya sinergi antara Pemerintah DKI Jakarta dengan kota penyangga. "Ke depan diharapkan ada sinergi yang lebih baik," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi tiba di Pintu Air 10 sekitar pukul 11.09 WIB. Ketika datang, Jokowi langsung melihat ketinggian air dan peta lokasi banjir yang terjadi di Kota Tangerang. Peta tersebut telah disiapkan oleh Pemkot Tangerang yang merupakan peta banjir sejak 2007 sampai 2014 ini.
Kedatangan Jokowi disambut spanduk penolakan yang dipasang warga di sisi Sungai Cisadane. Umumnya warga menuliskan spanduk dengan kata-kata "Warga Tangerang tolak Sodetan Cisadane".
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar