Hati nenek Tihama (70) gundah gulana. Rumahnya di Kampung Pulo kelelep
banjir. Ia kini pasrah jika harus direlokasi dari tanah kelahirannya
itu.
Wajah ibu dari dua anak itu terlihat lelah. Perempuan yang
sehari-hari bekerja sebagai pedagang tempe ini sudah sepekan tinggal di
basement posko pengungsian di Gedung Sudinkes Jakarta Timur di Jalan
Jatinegara Barat, Jakarta Timur.
"Iya kita nengok-nengok aja
daripada terus dikepung banjir seperti ini perkampungan kami. Kalau kita
mah dikasih rumah susun, saya nurut-nurut saja.
Kita orang kecil,
apalagi sudah tua tidak punya daya upaya," ungkap Nenek Tihama ketika
dimintai komentar kesediaannya direlokasi dari Kampung Pulo, Sabtu
(18/1/2014).
Relokasi warga Kampung Pulo menjadi salah satu
agenda Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terkait rencana
pemerintah pusat yang hendak melakukan normalisasi Kali Ciliwung. Jokowi
bahkan sudah meminta masukan warga setempat untuk mencari solusi
terbaik.
Nenek Tihama juga berharap dapat ganti rugi. "Kalau
memang dikasih syukur, asal jangan digusur tanpa ada penggantian.
kasihan kita nggak punya duit," ujar Nenek Tihama yang terbalut kerudung
dan daster warna hijau ini.
Impian yang sama juga dilontarkan Iom (48). Ibu 3 anak ini ingin segera direlokasi.
"Kalau
saya mau segera. Yang penting, ganti rugi kalau dipindahkan. Pengin
cepat-cepat saja sih asal rumah susun jangan asal kerja gedungnya. Entar
ambruk malah jadi musibah baru. Lagipula, kalau mau dipindahkan jangan
jauh-jauh dari sini," ujar perempuan yang tinggal di RT 3 RW 3 Kampung
Pulo ini.
Rukiah (42), juga mengharapkan ganti rugi jika dipindahkan.
"Saya
nggak apa-apa asal diganti rugi. Tetapi jangan asal tempat tinggal
saja, tetapi duit juga karena rumah saya sudah dibangun 100 meter
persegi. Meskipun tanah pemerintah kan kita sudah bayar PBB tiap tahun.
Jadi paling nggak dikasih duit juga, berapa kek," kata ibu 5 anak ini.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar