Sabtu, 18 Januari 2014

Nenek Tihama Berharap Direlokasi dan Dapat Ganti Rugi dari Jokowi

Hati nenek Tihama (70) gundah gulana. Rumahnya di Kampung Pulo kelelep banjir. Ia kini pasrah jika harus direlokasi dari tanah kelahirannya itu.
Wajah ibu dari dua anak itu terlihat lelah. Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang tempe ini sudah sepekan tinggal di basement posko pengungsian di Gedung Sudinkes Jakarta Timur di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur.
"Iya kita nengok-nengok aja daripada terus dikepung banjir seperti ini perkampungan kami. Kalau kita mah dikasih rumah susun, saya nurut-nurut saja.
Kita orang kecil, apalagi sudah tua tidak punya daya upaya," ungkap Nenek Tihama ketika dimintai komentar kesediaannya direlokasi dari Kampung Pulo, Sabtu (18/1/2014).
Relokasi warga Kampung Pulo menjadi salah satu agenda Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terkait rencana pemerintah pusat yang hendak melakukan normalisasi Kali Ciliwung. Jokowi bahkan sudah meminta masukan warga setempat untuk mencari solusi terbaik.
Nenek Tihama juga berharap dapat ganti rugi. "Kalau memang dikasih syukur, asal jangan digusur tanpa ada penggantian. kasihan kita nggak punya duit," ujar Nenek Tihama yang terbalut kerudung dan daster warna hijau ini.
Impian yang sama juga dilontarkan Iom (48). Ibu 3 anak ini ingin segera direlokasi.
"Kalau saya mau segera. Yang penting, ganti rugi kalau dipindahkan. Pengin cepat-cepat saja sih asal rumah susun jangan asal kerja gedungnya. Entar ambruk malah jadi musibah baru. Lagipula, kalau mau dipindahkan jangan jauh-jauh dari sini," ujar perempuan yang tinggal di RT 3 RW 3 Kampung Pulo ini.
Rukiah (42), juga mengharapkan ganti rugi jika dipindahkan.
"Saya nggak apa-apa asal diganti rugi. Tetapi jangan asal tempat tinggal saja, tetapi duit juga karena rumah saya sudah dibangun 100 meter persegi. Meskipun tanah pemerintah kan kita sudah bayar PBB tiap tahun. Jadi paling nggak dikasih duit juga, berapa kek," kata ibu 5 anak ini.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar