Peneliti dari Lembaga Survei sekaligus konsultan ARB, Lingkaran Survei Indonesia, Rully Akbar, mengatakan
pengumuman nama Megawati dan Joko Widodo (Jokowi) pada waktu dekat sebagai
pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan, akan berdampak besar terhadap bursa
capres-cawapres.
"Keduanya memiliki magnet kuat untuk menaikkan elektabilitas partai," kata dia ketika dihubungi Tempo, Selasa (17/12/2013).
Namun,
dia mengatakan, Lingkaran Survei Indonesia memang belum pernah
melakukan survei terhadap kemungkinan pasangan ini menang dalam
pemilihan calon presiden. Sebab, selain Wiranto-Hari Tanoe, belum ada
lagi yang mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres-cawapres. "Belum
ada landasan berpikir yang logis untuk melakukan survei tersebut," ujar
Rully.
Meski demikian, Rully berpendapat, jika benar Jokowi
diusung oleh PDIP sebagai calon presiden, pasti ada perbedaan yang besar
terhadap suara partai berlambang banteng itu. Pertama, Jokowi akan
meningkatkan elektabilitas partai bagi pemilih non-simpatisan. Kedua,
figur Gubernur DKI Jakarta itu bisa menggaet suara pendukung simpatisan
partai lain. "Demokrat misalnya," ucap dia.
Pasalnya, menurut
dia, selain elektabilitas Jokowi yang melebihi 30 persen, sosok Jokowi
dianggap sebagai figur yang bersih. "Dia mampu menaikkan elektabilitas
PDIP yang kini berada di kisaran 15-18 persen," kata Rully mengutip
hasil survei Capres Riil vesus Capres Wacana yang pernah dilakukan oleh
Lingkaran Survei.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar