Melejitnya Joko Widodo (Jokowi) dalam pusaran pembicaraan nama-nama
calon presiden 2014 yang potensial membuat Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) harus membuat hitung-hitungan secara akurat.
Sikap
jelas sudah ditunjukkan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati untuk tidak
mengeluarkan nama-nama calon presidennya, termasuk nama kadernya yang
saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta itu.
Pengamat politik
dari Universitas Indonesia Iberamsjah mengatakan PDI-P sudah jelas
memberikan sinyal bagi Jokowi untuk maju dalam pemilihan presiden 2014. Namun, partai berlambang banteng itu dinilai sengaja menyimpan
Jokowi sembari menunggu waktu yang tepat untuk diekspose. Iberamsjah
memprediksi Jokowi baru akan mulai dipublikasikan oleh PDI-P mulai awal
2014.
Menurutnya, cara ini dianggap lebih sesuai agar Jokowi tidak menjadi
sasaran tembak musuh politik. Selain itu, meski hanya sebentar, waktu
sambil “menunggu” bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja Jokowi
dalam memimpin ibu kota.
"Mereka simpan dulu. Akan tetapi sinyalnya sudah jelas itu, Jokowi. Saya
kira Januari nanti Jokowi mulai dipasarkan. Kalau cepat dipasarkan,
bisa gak laku barangnya dan jadi saran tembak karena ada musuh yang
genit,” kata Iberamsjah, Senin (9/9/2013).
Dia
berpendapat pernyataan Megawati dalam Rapat Kerja Nasional III yang baru
usai memberikan sinyal kalau PDI-P akan melakukan regenerasi dan
memunculkan jargon yang selama ini memang dijagokan yaitu Jokowi. Hal
ini terlihat beberapa pernyataan yang menyebutkan bahwa PDI-P tidak ingin
menjadi oposisi dan menguasai pemerintahan. “Itu sinyalnya sudah
jelas,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta
Yudha menilai kepastian Jokowi untuk dimajukan oleh PDIP dalam Pilpres
tahun depan masih berupa sinyal dan belum ada penegasan. Persoalan ini
yang bakal membuat beberapa kemungkinan skenario terkait pernyataan
sikap PDI-P yang akan menunggu hasil Pemilu Legislatif.
Ia
memprediksi ada beberapa kemungkinan bila PDI-P tidak ingin berkoalisi
dan ingin menjadi partai penguasa pemerintahan seperti opsi pertama
yaitu menduetkan Megawati serta Jokowi sebagai presiden dan wakil
presiden.
Kedua, menempatkan Jokowi dan Puan Maharani sebagai
capres dan cawapres. Sedangkan, opsi ketiga untuk menimbang syarat lolos
parliamentary threshold, PDI-P bisa mendorong Jokowi sebagai capres
dengan cawapres dari partai lain.
“Nah, ini sinyal panggung yang
dikirimkan. Karena sampai saat ini belum ada ketegasan PDI-P atau Ibu
Mega untuk mengusung Jokowi. Tapi, kalau PDI-P memang ingin menang,
Jokowi yang harus maju,” ujar Hanta, Senin (9/9/2013).
Sekretaris
Jenderal PDIP Tjahjo Kumulo mengatakan partainya akan menentukan sikap
soal capres pasca hasil Pemilihan Legislatif. Ia menekankan Ketua Umum
Megawati punya peran sangat penting sebagai kunci atas penentuan ini.
“Kami dan Ibu Mega juga belum bicara resmi soal ini. Nama capres ini
penting lho karena mimpin negara,” kata Tjahjo, Senin
(9/9/2013).
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar