Prapancha Research (PR) menyebutkan bahwa fenomena
keunggulan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai
survei, juga terjadi di jejaring sosial Twitter.
Dalam rentang setahun, yakni 8 September 2012 s/d 8 September 2013, terdapat tidak kurang dari 6,9 juta kicauan tentang Jokowi.
“Jumlahnya jauh di atas kandidat-kandidat kuat presiden lainnya,” kata Adi Ahdiat, Analis PR, Senin (9/9/2013).
Dijelaskan, kemunculan Jokowi dalam pentas perpolitikan belakangan ini membawa “efek kejut” yang tak bisa diabaikan.
Sosok yang sebelumnya membangun karier politiknya dengan menjadi Wali
Kota Surakarta, kemudian Gubernur DKI Jakarta hingga sekarang, tak lagi
sekadar sosok potensial untuk maju dalam pemilihan presiden tahun
2014 yang akan datang.
Untuk menggambarkan dominasi Jokowi dalam perbincangan Twitter, Adi
membandingkan jumlah celoteh tentang Jokowi dengan nama-nama capres lain
digabungkan. Hasilnya pun mengejutkan.
Sesudah dijumlahkan sekalipun, total perbincangan tentang Prabowo,
Megawati, Wiranto, dan Aburizal Bakrie baru mencapai 1,3 juta. Jumlah
ini tak sampai seperlima jumlah perbincangan tentang Jokowi.
Bahkan ketika ditambah dengan jumlah mention nama-nama tokoh
alternatif seperti Dahlan Iskan, Mahfud MD, dan Jusuf Kalla, total
celotehan baru mencapai 3,4 juta.
“Setelah semuanya dijumlahkan, nominalnya pun baru separuh dari
perbincangan tentang Jokowi. Begitulah gambaran dominasi nama Jokowi di
media sosial,” ucap Adi.
Dijelaskan, meledaknya popularitas Jokowi tidak lepas dari pencalonan
dan kemenangannya dalam Pilkada DKI Jakarta. Perbincangan tentangnya mulai
melonjak ketika pada November 2011 namanya mulai digadang-gadang sebagai
kandidat DKI-1.
Citra Jokowi sebagai wali kota yang "ngewongke wong" memang sudah
ada, namun cenderung mengendap dalam ingatan publik dan belum
diperbincangkan.
Sesudah memenangkan kursi DKI-1, perbincangan tentang Jokowi konstan berada di bilangan tinggi.
Perbincangan tentang Jokowi rata-rata mencapai 18.000 celoteh per
hari sejak 20 September 2012. Bahkan lebih tinggi dari grup band
Metallica, idola Jokowi sendiri, yang hanya 11.000 pembicaraan per hari.
Menurut Adi, dengan pembicaraan tentang Sang Gubernur DKI yang sudah
sedemikian marak, Jokowi tak lagi memerlukan partai selain sebatas untuk
formalitas bila dirinya hendak maju di Pilpres 2014.
“Apa pun keputusan Jokowi untuk 2014, kami hanya berharap semoga
beliau melakukannya demi rakyat. Sebab disadari atau tidak, apa pun yang
dilakukan beliau sekarang akan sangat menentukan wajah Indonesia ke
depan,” jelasnya.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar