Joko Widodo (Jokowi) dan Puan Maharani berpeluang besar menjadi
pasangan capres dan cawapres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada pemilu 2014. Masuknya
nama Puan merupakan solusi untuk mengatasi resistensi yang mungkin
terjadi di internal partai jika Jokowi dicapreskan.
"Saya melihat sepertinya Megawati sudah mengantisipasi resistensi
terhadap Jokowi," kata pengamat politik Gungun Heryanto, Selasa (10/9/2013).
Gungun menyatakan, Megawati menyadari pencapresan Jokowi bisa
menimbulkan resistensi di sejumlah elite PDI-P. Hal ini karena
Jokowi bukan trah Sukarno dan terbilang kader baru dalam jajaran elite
PDI-P.
Mengatasi hal itu, imbuh Gungun, Megawati akan mengusung Puan
Maharani untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi. "Kalau Jokowi
dipasangkan dengan kader partai lain itu susah," ujarnya.
Upaya menduetkan Jokowi-Puan sebenarnya bisa dilihat dari komposisi
peran yang diberikan Megawati kepada keduanya dalam rapat kerja nasional
(rakernas) III PDI Perjuangan lalu.
Menurut Gungun, dalam forum rakernas tersebut terlihat jelas
bagaimana Megawati sengaja memberikan panggung yang besar kepada Jokowi.
Megawati, misalnya, sengaja memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk
membacakan dedication of life yang pernah ditulis Sukarno 1966.
Dalam pidato-pidatonya Megawati juga berulangkali menyebut nama
Jokowi sebagai simbol regenerasi. "Kita menangkan ada satu panggung yang
sengaja diberikan Megawati ke Jokowi," katanya.
Sementara terhadap Puan terlihat jelas bagaimana usaha Megawati
memberikan ruang bagi putrinya tersebut tampil di muka publik. Puan
misalnya diberikan kesempatan menjadi ketua panitia rakernas dan
didampuk sebagai pembaca hasil-hasil rekomendasi rakernas.
Di sisi lain, Gungun juga melihat selama ini Megawati telah banyak
memberikan kursus politik kepada Puan dengan menempatkannya sebagai
Ketua Fraksi PDI-P di DPR dan Ketua DPP Bidang Politik. "Puan
lebih efektif diusung dan terkesan diproyeksikan meneruskan rekam jejak
kepemimpinan Megawati," kata Gungun.
Namun, duet pasangan Jokowi-Puan sangat dipengaruhi hasil perolehan
suara PDI-P di pemilu legislatif mendatang. Menurutnya, apabila
suara partai moncong putih itu di bawah 20 persen perolehan suara sah
nasonal, maka mereka harus bersikap realistis menduetkan Jokowi dengan
kader partai lain sebagai cawapres. "Jokowi disandingkan dengan siapa
saja menang," katanya. Ini dia Cawapres Pilihan Jokowi!
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar