Selasa, 10 September 2013

Menjaga "bayi presiden" Jokowi

Popularitas dan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) semakin tinggi jelang tahun politik 2014. Semua capres dan mereka yang dianggap berpotensi nyapres tak satupun dapat menyamai reputasinya apalagi menguguli Jokowi dalam survei capres yang pernah diadakan di negeri ini. Kalaupun ada survei yang dapat mengunggulkan capres lain selain Jokowi, publik sudah mengerti bahwa survei tersebut adalah survei jadi-jadian yang hasilnya telah direkayasa oleh pihak-pihak tertentu yang mengharapkan dapat meredam popularitas dan elektabilitas Jokowi.
Popularitas dan elektabilitas Jokowi bukanlah sesuatu mukjizat yang datang dari langit, tetapi suatu hasil kerja keras dan pengabdian yang panjang dari seorang anak tukang kayu yang berjuluk Jokowi. Jiwa yang sederhana, merakyat, jujur, setia, penuh pengertian, cepat tanggap, berani mengambil keputusan, tabah dan tidak mudah putus asa, menjadikan Jokowi benar-benar pas dengan platform Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang menaunginya.
Tak heran jika banyak kalangan di internal PDI-P mengganggap Jokowi sebagai reinkarnasi Soekarno (Bung Karno), bahkan secara terbuka Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, pada pembukaan Rakernas ke-3 PDI-P, Jumat (6/9/2013), mengatakan bahwa Jokowi mempunyai getaran Bung Karno. Suatu pujian dan kehormatan yang luar biasa yang belum pernah diberikan kepada kader PDI-P manapun oleh Megawati. Kehormatan yang diberikan bukan tanpa sebab, penghormatan ini benar-benar berdasarkan realita sepak terjang Jokowi sendiri.
Tidak cukup pujian saja, tetapi Jokowi juga telah ditasbihkan melalui ritual yang diberi nama acara pembacaan Dedication of Life (Karya Tulis Bung Karno tahun 1966).
Di tahun politik ini, penghormatan yang diberikan oleh Megawati, tidak mempunyai tafsiran yang lain, kecuali ijin dari sang Ketua Umum PDI-P untuk Jokowi berperan sebagai penerus perjuangan Bung Karno. Pesan yang dibalut kesakralan Bung Karno ini, dalam bahasa yang lebih sederhana lagi, tak mempunyai padanan lain selain mengharuskan Jokowi menjadi presiden Republik Indonesia ke-7 pada tahun 2014 yang akan datang. Adalah hal yang mustahil untuk meneruskan perjuangan dan cita-cita Bung Karno jka hanya menjadi seorang Gubernur di DKI Jakarta.
Perintah, pesan dan dukungan PDI-P untuk Jokowi yang disampaikan dalam bentuk simbolis ini, adalah kesengajaan PDI-P dengan tujuan melindungi "bayi presiden" Jokowi dari musuh-musuh ganas PDI-P yang selama satu dasawarsa ini terus berusaha menyembelih dan menyincang habis banteng bermoncong putih.
Sampai dengan akhir tahun 2013, "bayi presiden" Jokowi, sangat rentan terhadap berbagai serangan virus Poli TC, seperti DMO Kerat, GR Indra, Gool Car dan Peka S. Selain virus-virus tersebut, "bayi presiden" Jokowi juga belum diimunisasi terhadap bakteri Partis N dan Peka B.
Dengan penjagaan ketat PDI-P, bimbingan lembut dari sang Ketua Umum dan menjalani olah raga blusukan secara masif, dipastikan "bayi presiden" Jokowi akan kebal terhadap semua virus dan serangan bakteri di akhir tahun 2013 ini. [/Pro] Baca : Siapa Cawapres Jokowi ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar