Rabu, 17 Juli 2013

Jokowi Diingatkan Jangan Terbuai Godaan Jadi Capres

Yudi Latif, pengamat politik berpendapat, pertaruhan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon presiden (capres) 2014, ditentukan pada reputasinya di ibu kota.
Artinya, kinerja dan reputasi mantan Wali Kota Solo, akan menjadi cerminan bagi publik untuk memilihnya menjadi capres pilihan rakyat Indonesia.
"Kalau performance dan bisa merealisasikan apa yang diharapkan warga DKI, bisa. Kan waktunya masih satu tahun lagi lebih kurang. Tapi, kalau pemilunya hari ini, Jokowi jadi pemenangnya," ujar Yudi usai buka puasa bersama di rumah dinas anggota DPR Poempida Hidayatullah di Jakarta, Selasa (16/7/2013) malam.
Namun, lanjut Yudi, waktu sekitar satu tahun lagi menuju pilpres, relatif panjang bagi Jokowi dan tokoh-tokoh lain untuk menunjukkan kinerjanya demi menarik simpati publik.
Karena itu, tuturnya, jika Jokowi sepanjang waktu satu tahun ini tidak mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dan menjawab harapan-harapan warga di Jakarta, maka bisa saja popularitasnya yang sekarang tertinggi menjadi merosot.
"Karena itu, sikap Jokowi tetap, jangan terlalu terbuai oleh godaan-godaan para pendukungnya. Jokowi konsisten saja, performance saja," imbaunya.
Dalam sejumlah survei, Jokowi menjadi capres terkuat yang mengalahkan calon lain. Elektabilitas dan popularitas Jokowi pun tak terbendung oleh para kandidat lain.
Paling tidak, itu berkaca pada survei terakhir yang disurvei LIPI, yang menunjukkan Jokowi kian moncer di survei capres.
Hasil survei LIPI yang dirilis pada 27 Juni 2013, menunjukkan Jokowi sebagai capres paling populer (24,2 persen responden), jauh di atas Prabowo Subianto (22,6 persen), Aburizal Bakrie (9,4 persen), bahkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (9,3 persen).


Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar