Anggota DPRD DKI Jakarta berencana melakukan kunjungan kerja ke tiga negara.
Mereka beralasan, kunker ditujukan ke negara yang memiliki hubungan
'persaudaraan kota' (sister city) dengan Jakarta. Kalau demikian, kenapa
bukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) saja yang melakukan kunker?
"Pertanyaanya kan
sekarang apa sih manfaat mereka kesana? Dan apakah rombongan DPRD itu
memahami pola hubungan kerja dengan ketiga negara tersebut terkait tidak
dengan program Pemda DKI Jakarta? Dan kenapa tidak Gubernur saja yang
pergi, beliau kan yang tahu program yang sedang dijalankan itu seperti
apa biar efektif," ujar pengamat perkotaan, Yayat Supriatna, Sabtu (1/6/2013).
Yayat menyayangkan jika
kunjungan ke Amerika Serikat, Korea Selatan dan China nantinya hanya
sebagai ajang berbalas hubungan saja. Seharusnya yang dicari apakah ada
hal-hal yang bisa membantu pengembangan program-program gubernur yang
sedang dijalankan sekarang agar lebih maksimal bagi warga Jakarta atau
tidak.
"Jadi harus dilihat dulu secara langsung punya hubungan
dengan program Jokowi tidak? Seperti peningkatan program KJS, peremajaan
rumah susun dan relokasi PKL. Kalau tidak ada hubungannya secara tidak
langsung ya artinya kunker itu akan mubazir dan buang-buang uang saja,"
imbuh Yayat.
Sebelumnya 15 legislator Kebon Sirih tersebut akan
melakukan studi banding terkait empat program unggulan Jokowi, yaitu
Deep Tunnel, Monorel, Tanggul Raksasa (Giant Sea Wall) dan Mass Rapid
Transit (MRT). Negara yang dikunjungi di antaranya adalah Belanda, China
dan Malaysia. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra)
menyebut kunker tersebut menghabiskan anggaran Rp 1, 8 miliar.
Namun
belakangan tujuan mereka berubah. Kunjungan dengan tujuan 'sister city'
akan dilakukan ke 3 negara, yaitu China, AS dan Korea Selatan.
Kunjungan direncanakan dilakukan pada bulan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar