Minggu, 02 Juni 2013

Kenapa Bukan Jokowi?

Anggota DPRD DKI Jakarta berencana melakukan kunjungan kerja ke tiga negara. Mereka beralasan, kunker ditujukan ke negara yang memiliki hubungan 'persaudaraan kota' (sister city) dengan Jakarta. Kalau demikian, kenapa bukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) saja yang melakukan kunker?
"Pertanyaanya kan sekarang apa sih manfaat mereka kesana? Dan apakah rombongan DPRD itu memahami pola hubungan kerja dengan ketiga negara tersebut terkait tidak dengan program Pemda DKI Jakarta? Dan kenapa tidak Gubernur saja yang pergi, beliau kan yang tahu program yang sedang dijalankan itu seperti apa biar efektif," ujar pengamat perkotaan, Yayat Supriatna, Sabtu (1/6/2013).
Yayat menyayangkan jika kunjungan ke Amerika Serikat, Korea Selatan dan China nantinya hanya sebagai ajang berbalas hubungan saja. Seharusnya yang dicari apakah ada hal-hal yang bisa membantu pengembangan program-program gubernur yang sedang dijalankan sekarang agar lebih maksimal bagi warga Jakarta atau tidak.
"Jadi harus dilihat dulu secara langsung punya hubungan dengan program Jokowi tidak? Seperti peningkatan program KJS, peremajaan rumah susun dan relokasi PKL. Kalau tidak ada hubungannya secara tidak langsung ya artinya kunker itu akan mubazir dan buang-buang uang saja," imbuh Yayat.
Sebelumnya 15 legislator Kebon Sirih tersebut akan melakukan studi banding terkait empat program unggulan Jokowi, yaitu Deep Tunnel, Monorel, Tanggul Raksasa (Giant Sea Wall) dan Mass Rapid Transit (MRT). Negara yang dikunjungi di antaranya adalah Belanda, China dan Malaysia. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menyebut kunker tersebut menghabiskan anggaran Rp 1, 8 miliar.
Namun belakangan tujuan mereka berubah. Kunjungan dengan tujuan 'sister city' akan dilakukan ke 3 negara, yaitu China, AS dan Korea Selatan. Kunjungan direncanakan dilakukan pada bulan ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar