Partai Golkar sama sekali tidak memperhitungkan sosok Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo meski popularitas dan elektabilitasnya sebagai
kandidat calon presiden melesak. Jokowi dianggap bukan lawan, apalagi
kandidat pasangan duet dengan calon presiden dari Partai Golkar Aburizal
Bakrie.
"Jokowi itu tidak masuk dalam hitungan kami," ujar Ketua
Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Ade Komarudin di sela-sela acara
Rapimnas SOKSI di Hotel Grand Sahid Jaya, Minggu (19/5/2013).
Ade
menuturkan bahwa sosok Jokowi belum menjadi perhitungan partainya
lantaran Jokowi belum pasti akan maju sebagai capres. "Pencalonan Jokowi
kan tergantung partainya. Kita lihat keputusan Mbak Mega (Ketum
PDI-Perjuangan) apa," ujarnya.
Ade mengaku partai Golkar pun tidak
pernah membahas rencana menduetkan calon presiden dari partainya
Aburizal "Ical" Bakrie dengan Jokowi. Penunjukkan calon wakil presiden,
kata Ade, akan menjadi wewenang Ical.
"Kami juga tidak melihat dia
Jawa atau bukan. Sudah seharusnya unsur-unsur primordialisme
ditinggalkan. Buktinya, Amerika Serikat presidennya kulit hitam, jadi
tidak relevan lagi bicara suku," ungkap ketua umum SOKSI ini.
Di
dalam sejumlah survei, nama Jokowi terus menyodok di peringkat teratas
sebagai kandidat calon presiden yang dikehendaki rakyat. Popularitas
Jokowi dinilai sebagai faktor utama membuat masyarakat memilih mantan
Wali Kota Solo itu. Terakhir, survei yang dilakukan Media Survei
Nasional (Median) pada 28 April sampai 6 Mei. Dalam survei tersebut
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masih menjadi capres paling populer.
Survei ini mengambil 1600 responden berusia di atas 17 tahun. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin eror sebesar 2,5 persen.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar