Rencana menghentikan proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung
Melayu-Tanah Abang kemungkinan akan dilakukan. Hal itu terungkap setelah
Gubernur DKI Jakart Joko Widodo membenarkan bahwa ada masalah dala
proyek tersebut.Jokowi menjelaskan, problem yang paling
mengganggu dalam proyek JLNT itu adalah mengenai anggarannya. Meski bisa
dicari solusi melalui APBD Perubahan, tapi dirinya menyayangkan waktu
yang dikorbankan akibat masalah tersebut.
"Ya, sedikit ada problem,
masalah penganggaran saja. Rugi waktu memang, (karena) harusnya akhir
tahun selesai," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (22/4/2013).
Ia
menyampaikan, masalah anggaran dalam proyek itu terjadi karena kendala
teknis di lapangan. Target penyelesaian akhir tahun membuat proyek itu
tidak dianggarkan di tahun berikutnya.
"Ternyata enggak selesai, sehingga kalau (proyek) ini dilanjutkan ndak ada anggarannya. Makanya harus dianggarkan ke anggaran perubahan," ujarnya.
Secara
terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah
memberi sinyal untuk menghentikan proyek JLNT Kampung Melayu-Tanah
Abang. Hal itu terlihat dari inisiatifnya yang meminta Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengaudit penggunaan anggaran proyek
tersebut.
Basuki mengungkapkan, audit itu untuk mengetahui
indikasi wanprestasi dalam proyek tersebut. Jika diteruskan, ia
mengatakan, akan melakukan tender ulang atau mekanisme lainnya.
Awalnya,
pembangunan jalan layang tersebut ditargetkan selesai akhir tahun 2012,
namun penyelesaiannya molor. Menurut informasi, pengerjaan proyek molor
atau bahkan mandek karena Basuki memangkas anggaran untuk proyek
tersebut.
Ada tiga paket dalam pengerjaan JLNT Kampung
Melayu-Tanah Abang, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan
paket Mas Mansyur. Di antara ketiga paket itu, masih ada satu paket yang
masih dalam pengerjaan, yaitu paket Mas Mansyur.
JLNT ini
direncanakan akan selesai pada pertengahan tahun ini. Berdasarkan
desain awal, JLNT ini memiliki dua pilar di kiri kanan Jalan Prof Dr
Satrio, namun karena ada pipa air baku, desain berubah dari dua jalur
arah timur dan barat disatukan, di sisi kanan Jalan Satrio.
Hal
itulah yang membuat pembangunan di daerah persimpangan Jalan Sudirman
itu lebih lambat dibandingkan area pekerjaan lainnya. Sementara itu, di
Jalan Prof Dr Satrio, sudah tidak ada pekerjaan apapun. Anggaran proyek
JLNT ini menghabiskan sekitar Rp 840 miliar.
Sumber :
merdeka.com
Berita Serupa :
- megapolitan.kompas.com : "Jokowi: Proyek JLNT Terkendala Anggaran"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar