Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Joko Widodo, menyatakan dari dulu tidak setuju konsep Ujian Nasional. Oleh karena itu, Jokowi berpesan, yang penting dalam pelaksanaan UN adalah kejujuran para peserta.
"Saya cuma minta pelajar jujur dalam mengerjakan soal. Ini yang paling penting," katanya di Balaikota, Senin 15 April 2013.
Jokowi mengatakan UN bukan segalanya. "Dari dulu saya tak setuju UN jadi acuan kecerdasan dan kelulusan. UN saya kira hanya bisa dijadikan perbandingan kualitas antar daerah secara nasional," katanya.
Dan itulah alasannya mengapa Jokowi tidak memasang target kelulusan UN di DKI Jakarta. Dia tidak ingin ikut ikutan seperti kepala daerah lain yang sibuk menentukan persentase kelulusan UN. Ia hanya ingin meningkatkan kualitas pendidikan dan kecerdasan pelajar.
"Saya tak buat target 100 persen atau 90 persen. Ini tak jamin kualitas pendidikan. Saya tidak sepakat dengan acuan UN sebagai acuan kelulusan siswa," katanya.
Jokowi bahkan menolak untuk melakukan pemantauan UN ke sekolah. "Mereka kan harus konsentrasi. Saya datang malah mengganggu nanti. Yang pasti sampai saat ini saya tetap pantau," ujarnya.
Ia mengatakan sejak malam tadi hingga siang ini belum ada laporan masalah pelaksanaan UN. Pemda memfasilitasi pelajar yang mengikuti UN. Bahkan pemda membantu para pelajar yang masih merenunggak pembayaran ke sekolah.
Sumber :
metro.news.viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar