Direksi PT MRT Jakarta menyerahkan penyelesaian permasalahan warga
Fatmawati yang menolak pembangunan transportasi massal berbasis rel atau
Mass Rapid Transit (MRT) layang Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia.
Direktur
Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan terus berkomunikasi
dengan Pemprov DKI, dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk
melakukan pembebasan lahan.
"Perlu disampaikan tugas tersebut
merupakan tugas Pemprov DKI dan Pemkot Jakarta Selatan," kata Dono, di
Hotel Pullman, Jakarta, Senin (15/4/2013).
Menurut dia, Gubernur
Jokowi telah menyampaikan surat kepada Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota
Jakarta Selatan, Syamsudin Noor untuk terus berkoordinasi dengan warga
Fatmawati yang terus melakukan protes agar mau menerima pembangunan
transportasi massal senilai Rp 15 triliun itu.
"Kami tidak
terlibat secara langsung turun ke warga. Minggu lalu, mereka sudah
koordinasi dan selalu dilakukan rapat intensif Gubernur ke Wali Kota,"
kata Dono.
Sementara itu, Alex Tarore, perwakilan warga Fatmawati,
menolak MRT dibangun dalam bentuk jalan layang. Ia mengaku kecewa
dengan sikap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Kekecewan itu
dilandasi karena merasa dinomorduakan setelah Jokowi lebih memilih fokus
bernegosiasi di level elite dan kontraktor. Bahkan, Alex menuding
Jokowi mengingkari janjinya untuk melibatkan warga dalam tim kajian
pembangunan MRT.
Selain menuntut MRT dibangun di bawah tanah,
warga Fatmawati dan Lebak Bulus juga meminta hasil Amdal yang terbaru.
Pasalnya, Amdal terakhir dikeluarkan pada 2005 (hanya berlaku tiga
tahun), sebagai syarat saat Kementerian Keuangan akan mengajukan
pinjaman megaproyek MRT ke Japan International Cooperation Agency
(JICA).
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Berita Serupa :
- merdeka.com : "Bos MRT: Masalah masyarakat yang tolak MRT adalah tugas Jokowi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar