Presiden Joko Widodo menggelar Sidang Kabinet Paripurna yang
dihadiri sejumlah Menteri Kabinet Kerja, Kapolri Jenderal Sutarman, dan
Kepala BIN Marciano Norman, pagi ini. Dalam pembukaanya, Jokowi, sapaan
dia, sempat menyinggung kinerja Kabinet Kerja dalam potret media.
"Semua
tahu, kita ini selalu dipotret, selalu diikuti dan selalu dinilai oleh
media. Meskipun perlu saya sampaikan ekspos media belum tentu wakili
kinerja pemerintahan," ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/1/2014).
Jokowi
mengatakan, meskipun kinerja pemerintahan tidak semua diwakili oleh
media, namun sangatlah penting bentukan image oleh media. Sebab media
sebagai pembawa pesan kepada masyarakat.
"Perlu saya sampaikan
media sebagai pembawa pesan akan bentuk persepsi bentuk image terhadap
kinerja pemerintah. Dan persepsi media terhadap kinerja pemerintahan
didasarkan atas berbagai aktivitas," ujarnya.
Dia menambahkan,
saat ini media selalu memotret aktivitas-aktivitas pemerintahan,
kebijakan pemerintahan dari berbagai sudut pro dan kontra. Jokowi pun
mengakui telah menganalisis 343 media. Namun, Jokowi tak mengatakan
bagaimana hasil analisisnya tersebut karena rapat tertutup.
"Ada
aktivitas-aktivitas ada kebijakan-kebijakan, ada langkah-langkah menteri
maupun institusi lain yang dipotret media dari berbagai sudut pro
maupun kontra dan menimbulkan persepsi. Dalam kurun hampir 3 bulan ini
kita menganalisis oleh mesin intelijen media manajemen dari 343 media,
dan mohon maaf," kata Jokowi, kemudian rapat berlangsung tertutup.
Selain
membahas potret media, Jokowi juga akan membahas RPJMN 2015 -2019 dan
RKP tahun 2015. Usai sidang kabinet paripurna, Jokowi akan melantik
Hakim Mahkamah Konstitusi, I Dewa Gede Paguna, menggantikan Hamdan
Zoelva. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar