Penghargaan diberikan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Jumat (26/12/2014).
Tahun lalu, penghargaan diberikan di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Para pejabat yang hadir dalam acara itu antara lain Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Nusa Tenggara Barat M Zainul Majdi, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus. Seluruh gubernur itu mendapatkan penghargaan.
Penghargaan tahunan ini diberikan kepada masyarakat baik individu maupun kelompok, pengusaha, dan aparatur negara yang telah berupaya dan berprestasi dalam mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan.
Proses pemilihan calon penerima penghargaan itu melibatkan berbagai kalangan, mulai akademisi, aparatur negara, lembaga swadaya masyarakat, pengamat, dan peneliti. Ini dilakukan demi menjaga kredibilitas dan independensi penilaian calon penerima penghargaan.
Nama-nama calon peraih penghargaan diperoleh berdasarkan usulan berjenjang dari kabupaten/kota, provinsi, sampai pusat, serta usulan dari eselon I Kementerian Pertanian. Ada 230 nominasi yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan. Dari jumlah itu, sebanyak 94 nama lolos.
Tahun ini, penghargaan khusus diberikan kepada empat gubernur karena mereka telah meraih penghargaan serupa selama tiga tahun berturut-turut.
Melalui penghargaan tersebut, pemerintah berharap masyarakat bersama aparatur negara dapat lebih mendukung, mendorong, memotivasi, dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan ketahanan pangan bangsa.
Lokasi penyerahan hadiah terbilang sederhana, di mana di latar belakang area persawahan dengan tenda yang memanjang menjadi pilihan untuk menyerahkan penghargaan tersebut. Tak ayal, sinar matahari pagi langsung menyoroti tempat dilaksanakan penghargaan APN.
Di tengah-tengah pidato Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melaporkan kegiatan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2014, sorakan "huuu" dari jajaran kelompok tani yang akan mendapat penghargaan dari Presiden Jokowi pun terdengar. Para kelompok tani ini rupanya kecewa saat Amran membanggakan kegiatan penyerahan penghargaan yang dilakukan di area persawahan Balai Besar Penelitian Tanam Padi, Desa Sukamandi.
"Janji pak, janji!" tagih mereka."Iya, janji nanti saya undang ke Istana. Masa presiden yang ngomong enggak percaya?" canda Jokowi.
"Untuk tahun 2014, penghargaan ini memiliki kekhususan sendiri
karena pertama kalinya dilakukan di lahan pertanian karena tahun-tahun
sebelumnya selalu dilakukan di Istana Negara," kata Amran yang langsung
disoraki para kelompok tani, Jumat (26/12/2014).
Mendengar hal itu, Amran sempat melihat ke arah kelompok tani itu
tapi tetap melanjutkan pidatonya. Sorakan "huu" itu pun didengar oleh
Presiden Jokowi.
Setelah memberikan penghargaan kepada 94 orang yang dianggap berjasa memperjuangkan kedaulatan pangan, Jokowi menyinggung masalah sorakan itu di awal pidatonya.
"Tadi ada yang bersorak, kelihatannya agak kecewa, ada yang kecewa ya karena tidak ke Istana," singgung Jokowi.
Jokowi pun berjanji akan mengajak para kepala desa dan juga
kelompok tani ke istan pada bulan Januari mendatang. "Tiap hari ke sawah
kok sekarang ke sawah lagi ya," seloroh Jokowi yang mendapat sorak
sorai tepuk tangan dari mereka yang awalnya berteriak itu.
Di dalam pidatonya itu, Jokowi menghargai perjuangan para kepala
daerah dan juga kelompok tani. Menurut Jokowi, keberadaan mereka masih
terus diperlukan. Jokowi juga mengimbau agar semua insinyur pertanian
yang ada lebih sering diterjunkan ke sawah daripada hanya bekerja di
balik meja.
Selanjutnya, Presiden akan melanjutkan blusukannya ke Lapangan
Pertamina Bojong Jaya, Kecamatan Pusaka Jaya untuk menyerahkan 1.099
unit hand tractor kepada 19 kelompok TNI dan sembilan perwakilan kelompok tani.
Ibu Negara Iriana dan sejumlah menteri mendampingi kegiatan
kunjungan kerja Presiden kali ini yakni Menteri Pertanian Amran
Sulaiman, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono.
Presiden Jokowi memberikan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2014, di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi meminta para kepala daerah dan menteri pembantunya untuk bekerja keras mewujudkan swasembada pangan ini. Jika tidak, dia mengancam untuk tidak segan-segan memecatnya.
"Kalau bekerja dengan saya, ada target ada resiko," tegas Jokowi, Jumat (26/12/2014).
Pelaksana Tugas Kepala Badan Ketahanan Pangan Winny Dian Wibawa menyampaikan bahwa tujuan dari pemberian penghargaan itu, adalah memberikan motivasi kepada aparatur negara dan masyarakat luas untuk mewujudkan ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan kedaulatan pangan.
Untuk menjaga kredibilitas dan independensi penilaian calon penerima penghargaan, katanya, proses pemilihannya melibatkan berbagai kalangan, antara lain akademisi, aparatur negara, dan lembaga swadaya masyarakat.
Indikator ketahanan pangan, seperti ketersediaan, cadangan, distribusi, akses, diversifikasi konsumsi, keamanan pangan dan penangangan. Pola kecukupan gizi dan konsumsi pangan juga harus seimbang.
"Depok berhasil melakukan edukasi dan penyadaran warga melahirkan metodologi yang dapat diadopsi kepala daerah lain dengan mengubah pola makan sehat dan dapat menggeliatkan perekonomian pertanian," ujar Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail.
Jokowi selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan menyerahkan penghargaan tersebut kepada delapan gubernur yang dinilai sukses sebagai pembina ketahanan pangan.
Sebanyak delapan gubernur itu, adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi, Sumatera Barat Irwan Prayitno, Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, Kalimantan Barat Cornelis M.H., Jawa Timur Soekarwo, dan Jambi Hasan Basri Agus.
Dalam kategori yang sama turut memperoleh penghargaan 10 bupati dan wali kota dan 10 kepala desa dari seluruh Indonesia.
Sebanyak 10 bupati dan wali kota yang memperoleh penghargaan itu, adalah Wali Kota Depok, Jawa Barat, Bupati Siak, Riau, Bupati Pandeglang, Banten, Bupati Kulonprogo, DIY, Bupati Boyolali, Jawa Tengah, Bupati Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Bupati Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Bupati Pringsewu, Lampung, Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Bupati Buru Selatan, Maluku.
Sebanyak 10 kepala desa yang memperoleh penghargaan adalah Kepala Desa Sumbermulyo, Bantul, DIY, Kepala Desa Mojokrapak, Jombang, Jawa Timur, Kepala Desa Sokokidul, Demak, Jawa Tengah, Kepala Desa Bunga Antoi, Merangin, Jambi, Kepala Desa Wiratama, Tulang Bawang, Lampung, Wali Nagari Aia Manggih, Pasaman, Sumatera Barat, Kepala Desa Juhut, Pandeglang, Banten, Kepala Desa Sembung, Badung, Bali, Kepala Desa Sukadana, Cianjur, Jawa Barat, dan Kepala Desa Sumber Karya, Lahat, Sumatera Selatan.
Selain kategori pembina, penghargaan itu juga diberikan untuk kategori pelopor ketahanan pangan, pemangku ketahanan pangan, pelaku ketahanan pangan, dan pelayanan ketahanan pangan.
Pada 2014, dari 230 calon yang dinominasikan terpilih 94 penerima penghargaan selain penghargaan khusus bagi empat gubernur yang sudah tiga tahun berturut-turut menerima penghargaan itu, yaitu Gubernur Jawa Barat, NTB, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur.
Presiden Jokowi memberikan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2014, di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi meminta para kepala daerah dan menteri pembantunya untuk bekerja keras mewujudkan swasembada pangan ini. Jika tidak, dia mengancam untuk tidak segan-segan memecatnya.
"Kalau bekerja dengan saya, ada target ada resiko," tegas Jokowi, Jumat (26/12/2014).
Pelaksana Tugas Kepala Badan Ketahanan Pangan Winny Dian Wibawa menyampaikan bahwa tujuan dari pemberian penghargaan itu, adalah memberikan motivasi kepada aparatur negara dan masyarakat luas untuk mewujudkan ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan kedaulatan pangan.
Untuk menjaga kredibilitas dan independensi penilaian calon penerima penghargaan, katanya, proses pemilihannya melibatkan berbagai kalangan, antara lain akademisi, aparatur negara, dan lembaga swadaya masyarakat.
Indikator ketahanan pangan, seperti ketersediaan, cadangan, distribusi, akses, diversifikasi konsumsi, keamanan pangan dan penangangan. Pola kecukupan gizi dan konsumsi pangan juga harus seimbang.
"Depok berhasil melakukan edukasi dan penyadaran warga melahirkan metodologi yang dapat diadopsi kepala daerah lain dengan mengubah pola makan sehat dan dapat menggeliatkan perekonomian pertanian," ujar Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail.
Jokowi selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan menyerahkan penghargaan tersebut kepada delapan gubernur yang dinilai sukses sebagai pembina ketahanan pangan.
Sebanyak delapan gubernur itu, adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi, Sumatera Barat Irwan Prayitno, Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, Kalimantan Barat Cornelis M.H., Jawa Timur Soekarwo, dan Jambi Hasan Basri Agus.
Dalam kategori yang sama turut memperoleh penghargaan 10 bupati dan wali kota dan 10 kepala desa dari seluruh Indonesia.
Sebanyak 10 bupati dan wali kota yang memperoleh penghargaan itu, adalah Wali Kota Depok, Jawa Barat, Bupati Siak, Riau, Bupati Pandeglang, Banten, Bupati Kulonprogo, DIY, Bupati Boyolali, Jawa Tengah, Bupati Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Bupati Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Bupati Pringsewu, Lampung, Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Bupati Buru Selatan, Maluku.
Sebanyak 10 kepala desa yang memperoleh penghargaan adalah Kepala Desa Sumbermulyo, Bantul, DIY, Kepala Desa Mojokrapak, Jombang, Jawa Timur, Kepala Desa Sokokidul, Demak, Jawa Tengah, Kepala Desa Bunga Antoi, Merangin, Jambi, Kepala Desa Wiratama, Tulang Bawang, Lampung, Wali Nagari Aia Manggih, Pasaman, Sumatera Barat, Kepala Desa Juhut, Pandeglang, Banten, Kepala Desa Sembung, Badung, Bali, Kepala Desa Sukadana, Cianjur, Jawa Barat, dan Kepala Desa Sumber Karya, Lahat, Sumatera Selatan.
Selain kategori pembina, penghargaan itu juga diberikan untuk kategori pelopor ketahanan pangan, pemangku ketahanan pangan, pelaku ketahanan pangan, dan pelayanan ketahanan pangan.
Pada 2014, dari 230 calon yang dinominasikan terpilih 94 penerima penghargaan selain penghargaan khusus bagi empat gubernur yang sudah tiga tahun berturut-turut menerima penghargaan itu, yaitu Gubernur Jawa Barat, NTB, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar