Presiden Joko Widodo (Jokowi) jengkel melihat kondisi pangan Indonesia. Hal itu ia sampaikan ketika memberikan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Jumat (26/12/2014).
“Saya terus terang sangat geregetan. Negara yang sangat kaya, sangat luas sawahnya, tapi masih impor,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi meminta kepada Mentan Amran Sulaiman supaya para insinyur pertanian tidak dikandangkan di kantor.
"Saya
kalau ke daerah selalu tanya, 1 hektar panen berapa ton, jawabannya
paling 4,5 ton sampai 6 ton. Enggak pernah 8 ton," kata Jokowi.
Jokowi rupanya sadar, ternyata karena tidak ada insiyur pertanian maka hasil panen tidak pernah besar.
"Problemnya
apa? Padahal di balai bisa dilakukan dengan cermat, tapi ternyata di
lapangan enggak ada bimbingan. Makanya saya titip ke Mentan agar para
insinyur pertanian jangan kebanyakan di kantor, harus turun ke lapangan.
Beri bimbingan," tegas Jokowi.
Menurut Jokowi, bila petani tidak
dibimbing, maka hasil panen tidak maksimal. Imbasnya, Indonesia akan
terus impor beras dan tidak bisa swasembada pangan.
"Saya enggak mau kayak gitu, kita harus kompetisi. Karena saya lihat di lapangan, kita mampu," ujarnya.
Jokowi lalu bercerita, pada ASEAN Summit November lalu, Presiden Vietnam Truong Tan Sang bertanya kepadanya kapan Indonesia akan membeli beras hasil produksi Vietnam lagi. Mendengar pertanyaan itu, setibanya di tanah air Jokowi langsung memanggil Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan memerintahkan untuk tidak mengimpor beras lagi.
Jokowi menegaskan, Indonesia harus swasembada beras dalam tiga tahun ke depan. “Tidak boleh ditawar!” kata Jokowi.
Sementara para penerima Adhikarya Pangan Nusantara diundang Jokowi ke Istana Negara pada Januari 2015, kecuali gubernur dan bupati. Penghargaan itu diberikan kepada masyarakat baik individu maupun kelompok, pengusaha, dan aparatur negara yang telah berupaya dan berprestasi dalam mewujudkan kemandirian pangan.
“Kelihatannya ada yang agak kecewa karena tidak ke Istana. Saya ngerti, wong tiap hari ke sawah kok ke sawah lagi. Nanti saya undang ke Istana, tapi gubernur dan bupati ndak usah," ujar Jokowi. Pemberian penghargaan memang dilakukan di tengah sawah, tak seperti sebelumnya di Istana.
Sementara para pemimpin daerah yang hadir untuk menerima penghargaan itu ialah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Nusa Tenggara Barat M Zainul Majdi, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus. [cnnindonesia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar