Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno membuka wacana
perekrutan warga negara asing (WNA) untuk mengisi jajaran direksi di
perusahaan pelat merah. Meski baru sebatas wacana, pernyataan Menteri
Rini menimbulkan pro kontra.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil, koleganya di
kabinet mendukung Menteri Rini.
Bahkan, dia menyebut wacana itu
disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Wacana itu, Presiden tidak keberatan," ungkap Menteri Koordinator
bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2014).
Dia berharap, keterlibatan warga negara asing di perusahaan BUMN bisa
memberikan nilai tambah yakni peningkatan kinerja pekerja lokal. "Kita
harus mempercepat SDM-nya," tuturnya.
Sofyan memberi contoh salah satu direksi PT Pelindo yang digawangi
orang asing. "Sekarang ini di Pelindo, mereka tunjuk direktur teknik
pengawasan itu dari asing. Nah hasil kerjanya luar biasa bagus, karena
hasil disiplin. Nah itu orang kita perlu belajar banyak. Dan itu
sementara," tuturnya.
Mantan Menteri BUMN era pemerintahan SBY ini berdalih, tak sedikit
pula warga Indonesia yang menduduki kursi direksi perusahaan
internasional. Sehingga, kata dia, wacana orang asing di kursi bos BUMN
tak perlu diperdebatkan.
"Orang-orang kita yang jadi direktur di perusahaan-perusahaan
internasional itu banyak. Oleh sebab itu bukan hal yg tabu," tuturnya.
Meski membuka pintu perusahaan negara untuk orang asing, Sofyan
menampik jika nantinya perusahaan-perusahaan pelat merah bakal
didominasi warga negara lain. "Kita memerlukan mendapatkan teknologi,
kemampuan manajerial yang mendidik orang-orang kita. Cara paling cepat
adalah seperti itu. Tapi bukan berarti besok kita langsung banyak asing
di direksi BUMN," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar