Kamis, 11 Desember 2014

Pidato Jokowi di Depan Menteri ASEAN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya pengelolaan hutan bagi sebuah negara. Pengelolaan hutan harus bisa menguntungkan dari sisi ekonomi maupun lingkungan.
"Pertama bisa memberikan dorongan untuk pertumbuhan ekonomi, yang kedua untuk lingkungan. Dua-duanya ini harus berjalan," kata Jokowi.
Hal itu dikatakan Jokowi dalam acara 2014 Special ASEAN-Republik of Korea (ROK) Ministerial Meeting on Forestry yang digelar Hotel The Westin, Busan, Korsel, Kamis (11/12/2014).
Jokowi yang mengenakan setelan jas hitam dan berdasi merah ini berbicara dengan bahasa Indonesia.
"Tidak mungkin kita hanya berbicara masalah lingkungan tapi tidak mempunyai peran ekonomi, tapi juga tidak mungkin hanya peran ekonomi tapi dengan merusak hutan. Dan saya meyakini dua-duanya ini sebetulnya bisa berjalan beriringan," lanjut Jokowi.
Menurut Jokowi pertumbuhan ekonomi bisa didorong dari produksi kayu. Tapi bukan hanya kayu yang diambil dari hutan lindung, melainkan dari hutan produksi.
"Tahun depan akan kita coba yaitu, menanam padi di dalam kawasan hutan produksi. Kemudian menanam tanaman-tanaman herbal di dalam hutan produksi, kemudian juga beternak sapi di dalam hutan produksi. Kalau ini berhasil nantinya, meraka mendapatkan kemanfaatan ekonomi," tuturnya.
Jika program itu berhasi, Jokowi yakin akan memberikan pertunbuhan ekonomi baik untuk negara maupun para petani. Setelah merasakan manfaatnya, para petani tidak akan merusak hutan, tapi justru akan ikut memelihara hutan agar konservasi hutan bisa dijaga.
"Bagi Indonesia menjaga kelestarian hutan tidak hanya penting untuk mengatasi kemiskinan namun juga untuk aksi adaptasi dan mitigasi dalam pengendalian perubahan iklim. oleh karena itu, tadi saya sampaikan bahwa harus ada keseimbangan antara sisi ekonomi dan sisi lingkungan. keuntungan ekonomi ada, keuntungan lingkungan juga ada," jelasnya.
Jokowi menegaskan bahwa hutan harus berguna bagi masyarakat. Masyarakat kecil dan petani harus mendapatkan keuntungan ekonomi yang bernilai dengan menanam, baik komoditas kayu maupun pertanian.
"Untuk itu akses masyarakat kecil, rakyat kecil, petani kepada hutan akan terus kita tingkatkan, melalui sistem hutan rakyat, sistem hutan desa, sistem hutan tanaman untuk rakyat. Ini akan membangun ekonomi rakyat kecil, dengan demikian membangun ekonomi negara lebih kokoh," kata mantan wali kota Solo ini.
Indonesia juga memiliki komitmen kuat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dalam kaitan ini Indonesia tidak hanya mengambil langkah konkret, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi pada sektor kehutanan. Beberapa langkah yang telah dilakukan yaitu implementasi program redd+, moratorium pemberian izin baru, program penanamam 1 miliar pohon setiap tahunnya, penanaman kembali daerah aliran sungai yang kritis untuk menyelematkan waduk, dari sedimentasi berlebihan.
"Kerjasama internasional sangat penting dalam pelestarian hutan ini. Indonesia telah melakukan berbagai langkah dan kerjasama baik bilateral, regional maupun multilateral. Contohnya dengan republik korea, Indonesia kerjasama bidang kehutanan sejak 1968. Republik korea adalah salah satu negara pertama yang berinvestasi di bidang kehutanan di Indonesia. Pada 1979, dibentuk forum bilateral Indonesia-Korea dibidang kehutanan. Dan 2010 dibangun Indonesia-Korea forrest center di Jakarta. Saat ini terdapat 13 perusahaan korea di bidang kehutanan yang beroperasi di Indonesia," tutupnya.  [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar