Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya pengelolaan hutan
bagi sebuah negara. Pengelolaan hutan harus bisa menguntungkan dari sisi
ekonomi maupun lingkungan.
"Pertama bisa memberikan dorongan
untuk pertumbuhan ekonomi, yang kedua untuk lingkungan. Dua-duanya ini
harus berjalan," kata Jokowi.
Hal itu dikatakan Jokowi dalam
acara 2014 Special ASEAN-Republik of Korea (ROK) Ministerial Meeting on
Forestry yang digelar Hotel The Westin, Busan, Korsel, Kamis
(11/12/2014).
Jokowi yang mengenakan setelan jas hitam dan berdasi merah
ini berbicara dengan bahasa Indonesia.
"Tidak mungkin kita hanya
berbicara masalah lingkungan tapi tidak mempunyai peran ekonomi, tapi
juga tidak mungkin hanya peran ekonomi tapi dengan merusak hutan. Dan
saya meyakini dua-duanya ini sebetulnya bisa berjalan beriringan,"
lanjut Jokowi.
Menurut Jokowi pertumbuhan ekonomi bisa didorong
dari produksi kayu. Tapi bukan hanya kayu yang diambil dari hutan
lindung, melainkan dari hutan produksi.
"Tahun depan akan kita
coba yaitu, menanam padi di dalam kawasan hutan produksi. Kemudian
menanam tanaman-tanaman herbal di dalam hutan produksi, kemudian juga
beternak sapi di dalam hutan produksi. Kalau ini berhasil nantinya,
meraka mendapatkan kemanfaatan ekonomi," tuturnya.
Jika program
itu berhasi, Jokowi yakin akan memberikan pertunbuhan ekonomi baik untuk
negara maupun para petani. Setelah merasakan manfaatnya, para petani
tidak akan merusak hutan, tapi justru akan ikut memelihara hutan agar
konservasi hutan bisa dijaga.
"Bagi Indonesia menjaga kelestarian hutan tidak hanya penting untuk
mengatasi kemiskinan namun juga untuk aksi adaptasi dan mitigasi dalam
pengendalian perubahan iklim. oleh karena itu, tadi saya sampaikan bahwa
harus ada keseimbangan antara sisi ekonomi dan sisi lingkungan.
keuntungan ekonomi ada, keuntungan lingkungan juga ada," jelasnya.
Jokowi
menegaskan bahwa hutan harus berguna bagi masyarakat. Masyarakat kecil
dan petani harus mendapatkan keuntungan ekonomi yang bernilai dengan
menanam, baik komoditas kayu maupun pertanian.
"Untuk itu akses
masyarakat kecil, rakyat kecil, petani kepada hutan akan terus kita
tingkatkan, melalui sistem hutan rakyat, sistem hutan desa, sistem hutan
tanaman untuk rakyat. Ini akan membangun ekonomi rakyat kecil, dengan
demikian membangun ekonomi negara lebih kokoh," kata mantan wali kota
Solo ini.
Indonesia juga memiliki komitmen kuat dalam menjaga
kelestarian lingkungan. Dalam kaitan ini Indonesia tidak hanya mengambil
langkah konkret, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi pada
sektor kehutanan. Beberapa langkah yang telah dilakukan yaitu
implementasi program redd+, moratorium pemberian izin baru, program
penanamam 1 miliar pohon setiap tahunnya, penanaman kembali daerah
aliran sungai yang kritis untuk menyelematkan waduk, dari sedimentasi
berlebihan.
"Kerjasama internasional sangat penting dalam
pelestarian hutan ini. Indonesia telah melakukan berbagai langkah dan
kerjasama baik bilateral, regional maupun multilateral. Contohnya dengan
republik korea, Indonesia kerjasama bidang kehutanan sejak 1968.
Republik korea adalah salah satu negara pertama yang berinvestasi di
bidang kehutanan di Indonesia. Pada 1979, dibentuk forum bilateral
Indonesia-Korea dibidang kehutanan. Dan 2010 dibangun Indonesia-Korea
forrest center di Jakarta. Saat ini terdapat 13 perusahaan korea di
bidang kehutanan yang beroperasi di Indonesia," tutupnya. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar