Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar Jakarta, Djan
Faridz, menyatakan tak tertutup kemungkinan PPP kubunya pindah ke
Koalisi Indonesia Hebat (KIH) usai Musyawarah Kerja Nasional, Sabtu (13/12).
Saat ini PPP kubu Djan berada dalam Koalisi Merah Putih (KMP), sedangkan PPP
kubu Romahurmuziy berada di KIH.
PPP kubu Djan bisa pindah dari
KMP ke KIH jika memang dikehendaki oleh 31 Dewan Perwakilan Wilayah
partai itu. "Kami akan bicarakan. Kemungkinan itu selalu terbuka. Setiap
partai pasti ingin dekat dengan pemerintah," kata Djan di lokasi
Mukernas PPP, Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis
(11/12/2014).
Dalam pidatonya kemarin saat membuka Mukernas, Djan menekankan posisi
PPP saat ini masih berada dalam Koalisi Merah Putih. Namun, ujar Djan,
menjadi oposisi juga tidak bisa dianggap mulia. Oleh sebab itu bukan
sesuatu yang haram jika PPP mendukung pemerintah dan menyeberang ke KIH.
Jika nantinya PPP betul-betul masuk ke dalam KIH, Djan mengatakan itu bukan bentuk kekecewaan terhadap KMP.
Meski
demikian, PPP memang pantas kecewa kepada KMP lantaran tidak mendapat
kursi pimpinan DPR dan MPR. Posisi PPP sebagai anggota resmi KMP justru
kalah dengan Demokrat yang bukan anggota KMP namun berhasil menempatkan
wakilnya di jajaran pimpinan parlemen bersama KMP dalam sistem paket.
Apapun,
Djan menegaskan PPP tak dendam karena tak kebagian kursi pimpinan DPR,
sebab menurutnya tujuan berpartai bukan untuk mendapatkan kursi pimpinan
parlemen.
"Kami berpartai karena rakyat. Kader-kader kan dipilih
rakyat. Jadi bukan karena kami maruk kekuasaan," kata mantan menteri
perumahan rakyat itu.
Untuk diketahui, PPP saat ini terbelah dua
antara kubu Djan hasil Muktamar Jakarta dan kubu Romahurmuziy (Romy)
hasil Muktamar Surabaya. Kubu Romy yang telah diakui Kementerian Hukum
dan HAM sudah lebih dulu menyatakan bergabung dengan KIH.
Sebelumnya, hal serupa dikatakan Sekretaris Jenderal DPP PPP, Ahmad Dimyati Natakusuma di lokasi Munas PPP di Hotel JS Luwansa, Jakarta.
“Apakah
kami akan menerima atau menolak Perppu Pilkada (Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang tentan Pemilihan Kepala Daerah), apakah tetap di
KMP atau ke KIH atau tidak keduanya,” kata
Ahmad Dimyati, Rabu (10/12/2014) malam.
Menyangkut
koalisi, mantan Bupati Pandeglang itu mengisyaratkan partai Kabah akan
meninggalkan koalisi bekas pengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang
diperkuat Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Golkar, dan Partai
Amanat Nasional (PAN).“Ada kemungkinan ke KIH. Alasannya, karena
kami independen, tidak terikat di manapun,” dalih Dimyati. Independen
tersebut ditunjukan dengan tidak adanya kader
PPP yang menjabat sebagai pimpinan DPR maupun MPR.
Selain
Perppu dan arah koalisi, Dimyati menerangkan, Mukernas PPP ini juga
membahas sejumlah kebijakan dan wacana yang ingin diimplementasikan
pemerintah. Anggota DPR
itu mencontohkan dengan program tiga ‘kartu sakti’ Jokowi, dan pengosongan kolom agama serta Kurikulum 2013. [cnnindonesia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar