Presiden Joko Widodo mengatakan kunjungannya ke Papua telah membuktikan
bahwa Bumi Cenderawasih itu adalah wilayah yang sangat kaya."Tanah
Papua ini adalah sebuah tanah yang sangat, sangat, sangat kaya raya,"
kata Jokowi dalam pertemuan dengan kepala daerah, tokoh masyarakat, dan
tokoh adat Papua Barat, di kantor Wali Kota Sorong, Papua Barat, Senin (29/12/2014).
Namun, menurut Jokowi, tanah yang sangat kaya
raya itu belum tentu menjamin kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Sebabnya, ia melanjutkan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tidak
hanya terletak pada kekayaan sebuah provinsi atau negara.
Jokowi
mencontohkan kemakmuran Singapura. "Mereka punya apa? Nggak punya
apa-apa. Nggak punya kekayaan sama sekali tapi bisa sangat kaya," ujar
dia. Begitu juga kesuksesan yang dicapai Korea Selatan dan Jepang.
Menurut
Jokowi, letak kemakmuran Papua tergantung pada gubernur, bupati, wali
kota, dan pejabat eksekutif di sana. Ia mengatakan para eksekutif itu
harus menerapkan kebijakan publik yang baik. "Kebijakan publik yang
tepat dan benar, kebijakan publik yang benar dan tepat. Hanya di situ
saja."
Jokowi
mengatakan Indonesia pernah mengalami masa kejayaan ketika kekayaan
minyak dan kayu melimpah di era 1970 hingga 1990-an. Namun kekayaan di
masa itu belum bisa memakmurkan rakyat.
"Inilah yang saya titip
kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk mengendalikan kekayaan itu.
Jangan sampai diobral," ujar Jokowi. "Jangan mengobral lisensi atau
izin tapi kekayaan kita habis dan rakyat tidak dapat apa-apa." [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar