Puluhan mahasiswa yang melakukan demonstrasi menutup satu lajur jalan Pantai Utara Jawa Semarang-Kendal terlibat bentrok dengan aparat kepolisian.
Enam mahasiswa mengalami luka-luka dalam aksi mengecam kedatangan Joko Widodo di sejumlah titik di Semarang.
Insiden berdarah dimulai saat aktivis PMII melakukan longmarch di jalan Pantura tepat di depan kampus mereka sekitar pukul 10.00 WIB. Dengan membawa sejumlah atribut penolakan dan bendera, mereka menolak keras kedatangan presiden Jokowi di Semarang.
Sempat terjadi kejar-kejaran antara mahasiswa dan puluhan petugas kepolisian sebelum aksi saling pukul tak terhindarkan. Akibatnya, enam mahasiswa mengalami luka serius di bagian kepala dan muka usai dipukul aparat. Korban akhirnya dilarikan ke poliklinik kampus setempat.
Koordinator aksi, Arif Suyono, mengatakan penolakan mahasiswa terhadap kedatangan Jokowi bukanlah tanpa alasan. Jokowi dianggap telah menelurkan berbagai kebijakan yang syarat inkonsistensi janji kampanyenya.
"Mulai kebijakan kenaikan BBM yang ditunggangi mafia-mafia migas sampai impor daging sapi dari Australia," katanya.
Menurut Arif, kebijakan tiga kartu Jokowi juga membuat polemik yang tak berkesudahan. Apalagi kesimpangsiuran pembiayaan kartu sakti, justru membuktikan kabinet belum terkonsolidasi.
"Ini membuktikan bahwa di 50 hari kerja Presiden, Jokowi hanya menjadi " satria piningit palsu" yang tidak pro rakyat, " ujarnya.
Aksi yang berlangsung hingga pukul 11.30 WIB terebut berakhir ricuh, setelah puluhan petugas kepolisian membubarkan mereka dengan water canon dan peralatan lain. Sempat terjadi kemacetan panjang di jalur pantura Semarang-Kendal, sehingga arus lalu lintas diberlakukan satu lajur untuk dua arah.
Jokowi, hari ini menggelar pertemuan tertutup dengan 31 Kepala Kepolisian Daerah dan 451 Kapolres dari sluruh Indonesia di Akademi Kepolisian Semarang. Jokowi juga mengunjungi sejumlah tempat yakni Tambak Lorok dan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar