Sejumlah wartawan media cetak, elektronik dan online melakukan aksi walkout peliputan kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Akademi Kepolisian Semarang, Selasa (2/12/2014).
Bukan tanpa sebab. Puluhan pewarta yang biasa meliput di wilayah Semarang itu kecewa dengan perlakuan tidak mengenakkan dalam menjalankan tugas peliputan.
Para wartawan yang sudah menunggu kedatangan Presiden sejak pukul 06.00 WIB, tidak diperkenan memasuki ruang pertemuan di dalam gedung. Bahkan, hanya untuk mengambil gambar Presiden.
Presiden Jokowi beserta rombongan tiba di Gedung Cendikia Akpol sekitar pukul 10.00 WIB. Dikawal dua motor voreijder, Jokowi datang dengan menumpang bus dinas Kepolisian, dan masuk ke dalam Gedung Cendikia lewat pintu utama.
Mantan Wali Kota Solo itu lalu menggelar pertemuan tertutup dengan 31 Kepala Kepolisian Daerah dan 451 Kapolres se-Indonesia.
Saat gelaran acara itu, sebanyak 50 pewarta yang telah menunggu sejak pagi justru telantar di pelataran halaman, atau 50 meter dari tempat acara.
"Wartawan sampai sini saja ya, tidak boleh masuk," kata salah satu petugas polisi.
Negosiasi dilakukan wartawan dengan petugas. Namun, nihil. Izin untuk mengambil gambar saja tidak diberikan.
Sementara, di sisi lain, para wartawan yang tidak ikut rombongan dari Mapolda pada pagi hari bebas masuk di area kegiatan. Sehingga pada pukul 11.00 WIB, 50 wartawan memilih meninggalkan lokasi peliputan.
"Yang membuat kami walkout karena izin meliput ini pilih kasih. Ada satu media televisi nasional yang dibolehkan meliput, sementara yang lain dilarang," ujar salah satu wartawan foto media nasional.
Saat meninggalkan lokasi acara, puluhan wartawan memilih jalan kaki dari lokasi menuju jalan raya utama sekira 3 kilometer.
"Ini sebagai rasa solidaritas kami, para buruh media. Seharusnya kami tidak dipersulit. Apalagi dibeda-bedakan dengan media lain," ujar Fahmi, salah satu wartawan cetak di Semarang. [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar