Hari ini, Senin (10/11/2014), Sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengisi CEO
Summit dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC. presiden
menggelar pertemuan bilateral dengan tuan rumah, Presiden China Xi
Jinping.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi antara lain menggarisbawahi
peluang-peluang kerjasama pembangunan infrastruktur di Indonesia dan
sekaligus.
Itu terkait dengan agenda maritim RI dan gagasan jalur sutra
maritim China sebagai fokus baru kerjasama saling menguntungkan kedua
negara
"Indonesia berencana bergabung sebagai anggota Asian Infrastructure
Investment Bank (AIIB) dalam waktu dekat," kata Jokowi dalam keterangan
pers yang diterima merdeka.com.
Kedua pemimpin sekaligus sepakat meningkatkan hubungan kerjasama di
berbagai bidang sesuai dengan semangat kemitraan strategis dan
komprehensif.
Pada kesempatan tersebut Presiden RI telah mengundang Presiden Xi
Jinping ke Tanah Air, pada 2015memperingati 60 tahun Konferensi Asia
Afrika. Tahun depan sekaligus menandai 65 tahun hubungan diplomatik
RI-China.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan pihaknya
amat tertarik dengan gagasan poros maritim yang hendak dikembangkan
Presiden Joko Widodo lima tahun mendatang.
China siap menjajaki kemungkinan kerja sama lebih konkret. Misalnya
investasi membangun pelabuhan di jalur tol laut yang dirancang
pemerintahan Jokowi.
"Kami sangat mendukung ide-ide yang diajukan Presiden Jokowi untuk
membangun maritim mengembalikan indonesia sebagai negara laut yang
kuat," kata Yi di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Lebih dari itu, Beijing ingin menyelaraskan konsep poros maritim dengan tawaran mereka mengenai Jalur Sutera Laut Abad 21.
"Ide kedua negara sudah cocok. Kami ingin berpartisipasi dalam
pembangunan ekonomi Indonesia, dan kami anggap Indonesia sangat penting
dalam rencana Jalan Sutera Maritim abad 21," kata Yi.
Sekadar informasi, jalan sutera yang dimaksud adalah rute kapal dari
China, melewati Vietnam, serta Thailand. Indonesia menawarkan rute
tambahan lewat Selat Malaka, melewati Riau, Dumai, atau Belawan. Opsi
lainnya, kapal dari Negeri Tirai Bambu dari Filipina masuk kedua,
melalui Selat Sulawesi lewat Bitung, Makassar, hingga Surabaya. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar