Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang
pertama yang ditemui Presiden Amerika Serikat Barack Obama ketika
menjejakkan kaki di Beijing, China untuk menghadiri puncak KTT APEC pada
Senin, 10 November 2014. Kesempatan itu, tidak disia-siakan oleh
Presiden Jokowi. Jokowi
itu meminta akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia.
Salah satunya, produk kelapa sawit (CPO).Hal itu, lantaran kelapa sawit merupakan produk yang menyangkut
kesejahteraan rakyat pedesaan Indonesia. Menurut pejabat tinggi di
Kementerian Perdagangan menyebut, industri kelapa sawit sangat strategis
di Indonesia. Hampir 20 juta tenaga kerja, baik langsung dan tidak
langsung diserap oleh sektor ini.
CPO menyumbang kontribusi pendapatan devisa sebesar US$19,1 miliar
pada 2013, sehingga memegang peranan penting dalam pengentasan
kemiskinan. Namun, sayangnya begitu banyak kampanye hitam yang menyebut
produk kelapa sawit Indonesia tidak ramah lingkungan.
Hal itu telah dibantah oleh mantan Presiden SBY ketika berbicara di hadapan para pengusaha AS dan Indonesia pada bulan September lalu.
Sementara, Obama berharap tetap ada kelanjutan komitmen investasi
swasta Negeri Paman Sam di Indonesia terutama di sektor pertambangan dan
mineral. AS juga memberikan perhatian khusus terhadap masalah
lingkungan dan mengharapkan peran aktif Indonesia.
"AS mencontohkan bantuan nyata di bidang lingkungan yakni adanya
dana yang dikucurkan melalui organisasi Millenium Challenge Account
Corporation (MCC) untuk pengembangan energi terbarukan," tulis Kemenlu.
AS merupakan mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia setelah
China, Jepang, dan Singapura. Berdasarkan data dari Kemenlu tahun 2013,
total perdagangan kedua negara secara umum menunjukkan peningkatan
mencapai US$24,76 miliar dengan surplus di pihak Indonesia. [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar