Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Beijing selama dua hari. Kehadirannya dalam APEC diharapkan mampu memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya masalah hubungan investasi perdagangan antar negara.
Profesor Riset LIPI Carunia Mulya Hamid Firdausy menyatakan, bahwa lawatan Jokowi ke Beijing harus memberikan angin segar bagi ekonomi Indonesia terutama terkait bisnis perdagangan.
"Harus menyelesaikan hal yang ada di Indonesia, ini pasti memiliki manfaat signifikan untuk ekonomi. Walaupun itu sifatnya Non Banding Relations (hubungan yang tidak seikat )dalam arti untuk kita konsisten," paparnya kepada Okezone, Senin (10/11/2014).
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, jika Indonesia mampu menjalin banyak relasi dalam hubungan bisnis perdagangan, diharapkan hal tersebut mampu memberikan kemajuan yang signifikan terutama menarik investor ke Indonesia.
" Membuat kembali deklarasi seperti di Bogor, agar hubungan ekonomi khususnya perdagangan yang terjalin dengan negara lainnya berjalan dengan lancar,”jelasnya.
Sementara itu, terkait keberhasilan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam membawa harum nama Indonesia di APEC tahun 2013 lalu di Bali. Menurutnya, pemerintahan saat ini harus mampu membawa kembali Indonesia menjadi baik.
"Saya kira semestinya bukan pertanyaan yang penting lagi. Dalam artian, sudah seharusnya Jokowi harus bisa memberikan kinerja lebih terhadap apa yang telah dirintis oleh Presiden SBY, karena seperti kita ketahui, saat ini Indonesia memiliki berbagai persoalan ekonomi nasional seperti neraca perdagangan investasi kita menurun, inflasi, budget kita untuk pembangunan lainnya juga tidak ada, "ungkapnya. [okezone]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar