Menjelang kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Bengkulu, ratusan kapal
penangkap ikan yang menggunakan pukat harimau mendadak menghilang sejak
dua hari lalu. Biasanya mereka beroperasi di perairan Bengkulu.
Aktivitas
para nelayan pengguna pukat harimau ini meresahkan nelayan kecil di
Bengkulu dan sekitarnya. "Mereka tahu Pak Jokowi akan mendatangi para
nelayan, kapal-kapal yang biasanya menangkap ikan menggunakan trawl (pukat harimau) di laut Bengkulu mendadak hilang,” kata Oki, nelayan setempat, saat ditemui Tempo, Selasa (25/11/2014).
Presiden
Joko Widodo memang berencana melakukan kunjungan kerja ke sejumlah
provinsi. Di antaranya Bengkulu. Rencananya, salah satu agenda kunjungan
Jokowi yakni melihat potensi kelautan yang belum tergarap optimal di
provinsi yang terletak di sisi barat Pulau Sumatera ini.
Menurut
Oki, salah satu masalah yang dihadapi nelayan Bengkulu adalah
kapal-kapal besar yang menggunakan pukat harimau. Penggunaan pukat
harimau dilarang karena merusak ekosistem laut. Saat ini ada 250 lebih
kapal yang menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan di perairan
Bengkulu. “Melawan trawl lebih berat daripada menghadapi kenaikan (harga) BBM (bahan bakar minyak),” ujarnya.
Ihwal
lenyapnya kapal pukat harimau, Oki yakin, para pencari ikan itu sengaja
menyimpan peralatan mereka karena Presiden akan datang. Peralatan ini
diduga disimpan di hutan atau ditenggelamkan di tengah laut dengan
diberi pelampung dan dipindai dengan menggunakan koordinat global positioning system.
Sementara itu, ihwal penggunaan pukat harimau oleh nelayan besar di
perairan itu, Komandan Angkatan Laut Bengkulu Letkol Laut Amrin Rosihan
Hendrotomo mengakui maraknya aktivitas tersebut.
"Saya mengetahui informasi tersebut dari perwira intelijen kami. Memang marak aktivitas pengambilan ikan dengan trawl,
karena mereka merupakan masyarakat nelayan Bengkulu sendiri, yang kita
ketahui adalah nelayan kecil. Maka langkah-langkah persuasif seperti
diskusi dan dialog saat ini digalakkan," kata Amrin.
Berdasarkan pantauan Tempo,
tidak tak ada persiapan khusus untuk menyambut kedatangan Jokowi.
Petugas kelurahan setempat mengungkapkan, mereka diminta tidak
menyiapkan tempat dialog secara berlebihan. Suasana di lokasi itu
sendiri saat ini masih seperti biasa, tak ada tenda atau umbul-umbul
yang terpasang. Hanya terlihat beberapa anggota pasukan pengamanan yang
menyisir lokasi dialog untuk mengamankan lokasi itu sebelum Presiden
tiba. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar