Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Kepala Bappenas Andrinof Chaniago
menyiratkan megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS) tidak akan
dilanjutkan pada masa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Meski
begitu, dia yakin JSS masih bisa dibangun 10 atau 15 tahun nanti.
Andrinof menjelaskan, Presiden Joko Widodo
tidak akan melanjutkan proyek yang masuk dalam Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) itu disebabkan
sejumlah pertimbangan, seperti memperlebar ketimpangan serta
menghilangkan identitas Indonesia sebagai negara maritim.
"Selat
Sunda itu jalur penyeberangan terpadat. Kalau dimatikan dan tidak
ditingkatkan kinerjanya, itu akan menghilangkan identitas sebagai negara
maritim. Sebaiknya dibenahi terminal penumpangnya, koridornya, kapalnya
lebih manusiawi, dermaganya kalau kurang ditambah. Itu lebih penting.
Kalau itu sudah jalan, 10 tahun, 15 tahun kemudian, silakan bikin JSS,"
kata dia kepada wartawan di Kantor Bappenas, Jumat (31/10/2014) petang.
Andrinof
juga yakin pemerintahan Jokowi-JK lebih berpikir untuk meluruskan arah
pembangunan. Ini berkaitan dengan keyakinan bahwa megaproyek JSS justru
paradoks dengan semangat pemerataan, sama seperti semangat pemerintah
sebelumnya yang mewujudkan program MP3EI.
"Arah pembangunan kita
luruskan. Kita membangun untuk manusia dan masyarakat. Dengan itu, saya
yakin JSS bukan pilihan, setidak-tidaknya untuk 10 tahun, 15 tahun ke
depan," ujar Andrinof.
Terlepas dari hal tersebut, Andrinof
menengarai penyebab penyeberangan Selat Sunda sering macet adalah
kapal-kapal yang digunakan sudah berusia tua. Selain itu, dermaga yang
tersedia hanya sedikit.
"Taruh saja penyertaan modal negara di
ASDP untuk beli kapal baru, baru kapal swasta ikut tambah banyak, biar
lancar. Tapi, masalah dan solusi yang lebih rendah biayanya ini
disembunyikan," ujar dia.
Wow ...
BalasHapusnama blognya sungguh dahsyat ...
:D
kunjungi dan vote ya
http://goo.gl/SqjHEx