Kalimat tersebut seringkali dilontarkan Ir H.Joko Widodo (Jokowi) ketika masih
menjabat Gubernur DKI Jakarta. Di tengah komentar miring mengenai
kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Jokowi sedikitpun tidak merasa terusik. Begitu juga di tengah pesimisme sebagian
kalangan akan kemampuannya menangani kemacetan lalulintas dan banjir di
Jakarta, Jokowi tidak mempermasalahkannya.
Mantan Walikota Solo ini lebih memilih blusukan untuk melihat
langsung kondisi wilayah dan menyerap aspirasi warga. Komentar miring
dan kritikan tampaknya tidak perlu ditanggapi, tetapi cukup dijawab
dengan bekerja.
Ini dapat diasumsikan dengan bekerja dan membuahkan karya nyata,
komentar miring dan pesimisme akan hilang dengan sendirinya, boleh jadi
malah memunculkan rasa simpati. Ini sudah teruji, simpati kepada Jokowi
terus berdatangan hingga terpilih sebagai presiden RI ke-7.
Strategi “Kerja.., kerja dan kerja “ inilah yang sudah seharusnya
lebih digiatkan Jokowi begitu dilantik menjadi presiden. Gerak cepat
perlu dilakukan Jokowi untuk menggerakkan roda pemerintahannya tanpa
harus terganggu oleh manuver politik dari DPR maupun di MPR yang dilakukan oleh Prabowo Subianto dan kroninya melalui gang yang berjuluk "Koalisi Merah Putih (KMP)" sebagai balas dendam kekalahannya dalam pilpres 2014 yang lalu.
Meski tidak dapat dipungkiri, KMP telah teruji
pula menguasai panggung politik di DPR mulai dari menggolkan UU MD3, UU
Pilkada oleh DPRD, hingga mengusai kursi pimpinan DPR dan MPR.
KMP sebagai kekuatan oposisi diprediksi akan menjadi batu sandungan,
jika pemerintahan Jokowi tidak segera meredakan gonjang-ganjing
politik.
Sebab, tidak terbantahkan pertarungan politik saat ini telah
menimbulkan instabilitas ekonomi yang melemahkan bursa saham dan nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kami meyakini pasar akan kembali bergairah, kalau pemerintahan baru
kelak dapat meyakinkan kepada publik dengan menggulirkan program nyata
yang prorakayat. Pemerintahan Jokowi harus membuktikan janjinya
kepada publik agar tetap memperoleh dukungan rakyat yang bisa dijadikan
tameng, setidaknya untuk meredam serangan lawan-lawan politiknya.
Janji kepada rakyat itu dapat diaplikasikan melalui kerja dan kerja.
Karena itu memberi nama ‘Kabinet Kerja’merupakan langkah tepat Jokowi
dalam mengawali pemerintahannya. Ini untuk membuktikan bahwa pemerintah
baru langsung bekerja mengatasi berbagai persoalan demi kepentingan
rakyat.
Hanya saja egoisme sektoral dalam menjalankan program pembangunan
perlu dihindari, begitu juga egoisme kekuasaan ketika mengambil
kebijakan. Kebersamaan sangat diperlukan untuk memuluskan jalannya
pemerintahan. Negara menjadi kuat, Indonesia menjadi hebat jika
pemerintahan didukung rakyat, apalagi eksekutif dan legislatif seiring
sejalan, bukan sebaliknya bersimpang jalan. [Pos Kota]
YA RAKYAT AKAN MELIHAT SIAPA YANG PRO-RAKYAT DAN SIAPA YANG PRO-ELIT ATAU SEMUANYA PRO-RAKYAT INI YANG DIHARAPKAN DALAM PERJALANAN KE DEPAN NANTI.
BalasHapus