Sabtu, 11 Oktober 2014

Kerja.., Kerja dan Kerja

Kalimat tersebut seringkali dilontarkan Ir H.Joko Widodo (Jokowi) ketika masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Di tengah komentar miring mengenai kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Jokowi sedikitpun tidak merasa terusik. Begitu juga di tengah pesimisme sebagian kalangan akan kemampuannya menangani kemacetan lalulintas dan banjir di Jakarta, Jokowi tidak mempermasalahkannya.
Mantan Walikota Solo ini lebih memilih blusukan untuk melihat langsung kondisi wilayah dan menyerap aspirasi warga. Komentar miring dan kritikan tampaknya tidak perlu ditanggapi, tetapi cukup dijawab dengan bekerja.
Ini dapat diasumsikan dengan bekerja dan membuahkan karya nyata,  komentar miring dan pesimisme akan hilang dengan sendirinya, boleh jadi malah memunculkan rasa simpati. Ini sudah teruji, simpati kepada Jokowi terus berdatangan hingga terpilih sebagai presiden RI ke-7.
Strategi “Kerja.., kerja dan kerja “  inilah yang sudah seharusnya lebih digiatkan Jokowi begitu dilantik menjadi presiden. Gerak cepat perlu dilakukan Jokowi untuk menggerakkan roda pemerintahannya tanpa harus terganggu oleh manuver politik dari DPR maupun di MPR yang dilakukan oleh Prabowo Subianto dan kroninya melalui gang yang berjuluk "Koalisi Merah Putih (KMP)" sebagai balas dendam kekalahannya dalam pilpres 2014 yang lalu.
Meski tidak dapat dipungkiri, KMP telah teruji pula menguasai panggung politik di DPR mulai dari menggolkan UU MD3, UU Pilkada oleh DPRD, hingga mengusai kursi pimpinan DPR dan MPR.
KMP sebagai kekuatan oposisi diprediksi akan menjadi batu sandungan, jika  pemerintahan Jokowi tidak segera meredakan gonjang-ganjing politik.
Sebab, tidak terbantahkan pertarungan politik saat ini telah menimbulkan instabilitas ekonomi yang melemahkan bursa saham dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kami meyakini pasar akan kembali bergairah, kalau pemerintahan baru kelak dapat meyakinkan kepada publik dengan menggulirkan program nyata yang prorakayat. Pemerintahan Jokowi harus membuktikan janjinya kepada publik agar tetap memperoleh dukungan rakyat yang bisa dijadikan tameng, setidaknya untuk meredam serangan lawan-lawan politiknya.
Janji kepada rakyat itu dapat diaplikasikan melalui kerja dan kerja. Karena itu memberi nama ‘Kabinet Kerja’merupakan langkah tepat Jokowi dalam mengawali pemerintahannya. Ini untuk membuktikan bahwa pemerintah baru langsung bekerja mengatasi berbagai persoalan demi kepentingan rakyat.
Hanya saja egoisme sektoral dalam menjalankan program pembangunan perlu dihindari, begitu juga egoisme kekuasaan ketika mengambil kebijakan. Kebersamaan sangat diperlukan untuk memuluskan jalannya pemerintahan. Negara menjadi kuat, Indonesia menjadi hebat jika pemerintahan didukung rakyat, apalagi eksekutif  dan legislatif seiring sejalan, bukan sebaliknya bersimpang jalan.  [Pos Kota]

1 komentar:

  1. YA RAKYAT AKAN MELIHAT SIAPA YANG PRO-RAKYAT DAN SIAPA YANG PRO-ELIT ATAU SEMUANYA PRO-RAKYAT INI YANG DIHARAPKAN DALAM PERJALANAN KE DEPAN NANTI.

    BalasHapus