Minggu, 21 September 2014

Jokowi Sudah 3 Kali Ngapusi

Tiga janji sudah diingkari presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Pengingkaran itu mempertontonkan inkonsistensi.
Pertama, dari janji membangun koalisi ramping, kini berpotensi menjadi gemuk. Kedua, dari janji koalisi partai politik (Parpol) tanpa syarat, kini dialokasikan 16 jabatan menteri utk Parpol. Dan ketiga, dari janji membentuk kabinet ramping, Jokowi justru copy paste postur Kabinet Indonesia Bersatu-II yang gendut.
“Sejak pencalonan hingga penetapannya sebagai presiden terpilih, Jokowi sarat janji sehingga ekspektasi publik pun terbilang tinggi. Saat ini, ketika Jokowi merancang kabinet, publik pun ingin melihat realisasi janji-janji itu. Nyaris, tak satu pun yg bisa diwujudkan Jokowi. Sebaliknya, yang tampak di permukaan justru inkonsistensi,” kata anggota DPR RI Bambang Soesatyo, Minggu (21/9/2014)
Pertanyaannya, kata Bambang,  apakah inkonsistensi Jokowi itu akan terhenti saat dia dilantik sebagai presiden, atau berlanjut sepanjang era kepresidenannya. Pertanyaan ini bukan mengada-ada, tetapi mengacu pada fakta berupa janji atau pernyataan yang dikedepankan Jokowi sendiri.
“Pertanyaan ini memang belum perlu dijawab sekarang, karena semua pihak hrs menunggu, serta memberi kesempatan kepada Jokowi bekerja merealisasikan janji mewujudkan kesejahteraan bersama,” katanya.
Namun,  lanjut Bambsoet, konsistensi Jokowi harus terus menerus dipersoalkan sebagai cara untuk mengingatkan presiden terpilih bahwa dia telah mengikat janji dengan semua elemen rakyat. Sekarang semuanya dalam posisi menunggu. Komunitas nelayan menunggu program perbaikan yang dijanjikan Jokowi. Komunitas petani menantikan program bibit dan pestisida murah, plus realisasi program pencetakan sejuta hektar lahan pertanian baru. Komunitas usaha kecil dan menengah (UKM) menunggu reralisasi kredit modal kerja berbunga murah.
“Masyarakat juga ingin tahu bagaimana pemerintahan Jokowi bisa merealisasikan percepatan pembangunan infrastruktur di luar Jawa. Bahkan, yang cukup menarik untuk ditunggu adalah seperti apa gambaran tentang proyek tol laut dan bagaimana Jokowi akan merealisasikannya,” demikian Bambang Soesatyo.  {Pos Kota]

2 komentar:

  1. Ya biasalah komentar2 dari kelompok yang kalah seperti di atas. Yang terpenting bagi saya adalah bagaimana nanti kinerja dari kabinetnya apakah betul2 untuk menangani skala prioritasnya dengan jelas dan terukur kemajuannya sehingga segera bisa dirasakan oleh masyarakat bawah yang sudah lama menderita yaitu berupa PEMERATAAN KEMAKMURAN dan KESEJAHTERAAN bagi rakyat. Bukan hanya para kapitalis liberal dan kelompoknya saja yang merasakan.

    BalasHapus
  2. Walau ttp 34 kn Ada yg baru 3...pngmt oon

    BalasHapus