Tiga janji sudah diingkari presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Pengingkaran
itu mempertontonkan inkonsistensi.
Pertama, dari janji membangun koalisi
ramping, kini berpotensi menjadi gemuk. Kedua, dari janji koalisi partai politik (Parpol) tanpa syarat, kini
dialokasikan 16 jabatan menteri utk Parpol. Dan ketiga, dari janji
membentuk kabinet ramping, Jokowi justru copy paste postur Kabinet
Indonesia Bersatu-II yang gendut.
“Sejak pencalonan hingga penetapannya sebagai presiden terpilih,
Jokowi sarat janji sehingga ekspektasi publik pun terbilang tinggi. Saat
ini, ketika Jokowi merancang kabinet, publik pun ingin melihat
realisasi janji-janji itu. Nyaris, tak satu pun yg bisa diwujudkan
Jokowi. Sebaliknya, yang tampak di permukaan justru inkonsistensi,” kata
anggota DPR RI Bambang Soesatyo, Minggu (21/9/2014)
Pertanyaannya, kata Bambang, apakah inkonsistensi Jokowi itu akan
terhenti saat dia dilantik sebagai presiden, atau berlanjut sepanjang
era kepresidenannya. Pertanyaan ini bukan mengada-ada, tetapi mengacu
pada fakta berupa janji atau pernyataan yang dikedepankan Jokowi
sendiri.
“Pertanyaan ini memang belum perlu dijawab sekarang, karena semua
pihak hrs menunggu, serta memberi kesempatan kepada Jokowi bekerja
merealisasikan janji mewujudkan kesejahteraan bersama,” katanya.
Namun, lanjut Bambsoet, konsistensi Jokowi harus terus menerus
dipersoalkan sebagai cara untuk mengingatkan presiden terpilih bahwa dia
telah mengikat janji dengan semua elemen rakyat. Sekarang semuanya
dalam posisi menunggu. Komunitas nelayan menunggu program perbaikan yang
dijanjikan Jokowi. Komunitas petani menantikan program bibit dan
pestisida murah, plus realisasi program pencetakan sejuta hektar lahan
pertanian baru. Komunitas usaha kecil dan menengah (UKM) menunggu
reralisasi kredit modal kerja berbunga murah.
“Masyarakat juga ingin tahu bagaimana pemerintahan Jokowi bisa
merealisasikan percepatan pembangunan infrastruktur di luar Jawa.
Bahkan, yang cukup menarik untuk ditunggu adalah seperti apa gambaran
tentang proyek tol laut dan bagaimana Jokowi akan merealisasikannya,”
demikian Bambang Soesatyo. {Pos Kota]
Ya biasalah komentar2 dari kelompok yang kalah seperti di atas. Yang terpenting bagi saya adalah bagaimana nanti kinerja dari kabinetnya apakah betul2 untuk menangani skala prioritasnya dengan jelas dan terukur kemajuannya sehingga segera bisa dirasakan oleh masyarakat bawah yang sudah lama menderita yaitu berupa PEMERATAAN KEMAKMURAN dan KESEJAHTERAAN bagi rakyat. Bukan hanya para kapitalis liberal dan kelompoknya saja yang merasakan.
BalasHapusWalau ttp 34 kn Ada yg baru 3...pngmt oon
BalasHapus