Sabtu, 09 Agustus 2014

Tim Transisi Jokowi Harus Dipelototi

Pengamat politik dari Centre for Strategic of International Studies, J.Kristiadi, mengatakan media harus mengawasi tim transisi agar tak menjadi tim transaksi, yang meneruskan tradisi bagi-bagi kursi menteri. "Sebaiknya publik dan media terus melakukan pengawasan," ujar Kristiadi seusai diskusi di Kebayoran Baru, Sabtu (9/8/2014).Namun Kristiadi sangat mengapresiasi dibentuknya tim ini dan berharap bisa menjadi semacam tradisi untuk ke depannya. Kristiadi mengatakan terbentuknya tim transisi tak melanggar etika apa pun.
Salah satu deputi tim transisi, Andi Widjajanto, memastikan timnya tak akan memberi ruang bagi transaksi politik. "Kami akan bikin modar dengan ngomongin teknis," ujar Andi. Menurut Andi, pihaknya akan menantang siapa pun yang datang untuk membicarakan data, konsep, dan ide, sehingga tak ada waktu untuk membicarakan politik.
Tim transisi, menurut Andi, menggodok arsitektur kelembagaan negara, bukan membicarakan nama-nama calon menteri. "Kami tak mendapat mandat untuk itu. Nama adalah urusan Jokowi-JK," tuturnya.
Pekan lalu, Jokowi mengumumkan kantor transisi yang terletak di Jalan Situbondo Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat. Pengumuman kantor tim transisi diikuti oleh pengumuman tim transisi yang beranggotakan Rini Soemarno sebagai kepala staf, Andi Widjajanto sebagai wakil kepala staf, serta Hasto Kristyanto, Anies Baswedan, dan Akbar Faisal sebagai deputi staf. Jokowi mengatakan tim ini bertugas mempersiapkan masa peralihan pemerintahan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke dirinya.  [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar