Presiden Joko Widodo
(Jokowi) menegaskan dirinya menginginkan siapapun kader partai politik yang
nantinya terpilih sebagai menteri harus menanggalkan atribut partai.
"Kalau saya ingin agar yang menjadi menteri itu lepas dari partai
politik," kata Jokowi usai rapat bersama Tim Transisi
Jokowi-JK di Kantor Transisi di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat,
Sabtu (9/8/2014).
Presiden yang masih merangkap sebagai Gubernur DKI Jakarta ini enggan menyebutkan apa alasannya. Yang
terang, imbuhnya, hingga kini rencana setiap menteri tidak berafiliasi
dari parpol itu masih dibahas di internal. "Ya, tapi ini kan masih
digodok," kata Jokowi.
Jokowi pun tidak menutup peluang anggota tim transisi Jokowi-JK akan masuk ke jajaran kabinet.
"Semua mungkin. Tapi sekali lagi jangan ada yang pastikan di kantor
transisi itu masuk di kabinet atau Wantimpres (Dewan Pertimbangan
Presiden). Ini kamar yang beda," kata Jokowi.
Angkat Abdullah Mahmud Hendropriyono Penasehat Tim Transisi
Jokowi mengangkat bekas Kepala Badan Intelijen
Negara Abdullah Mahmud Hendropriyono sebagai penasihat tim transisi yang
dibentuknya. Selain Hendropriyono, Jokowi juga mengangkat Ahmad Syafii
Maarif sebagai penasihat tim yang dipimpin Rini Mariani Soemarno itu.
Ketua
Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto mengatakan Jokowi meminta saran
keduanya untuk memimpin Indonesia. "Untuk memimpin negara yang besar
memerlukan masukan sebelum proses kelembagaan itu berjalan," ujar Hasto
di rumah transisi, Menteng, Sabtu (9/8/2014).
Menurut
Hasto, tim transisi saat ini masih dalam masa persiapan. Musababnya,
mereka menunggu sengketa perselisihan hasil pemilu presiden di Mahkamah
Konstitusi selesai pada 22 Agustus mendatang. "Setelah 21 Agustus, baru
jelas siapa yang mengisi jabatan ini, deputi ini," tuturnya. Ketua Dewan
Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani,
kata Hasto, juga akan masuk dalam tim transisi. "Nanti," jawab Hasto
ketika ditanya wartawan soal bergabungnya Puan.
Jokowi membentuk
tim transisi yang berkantor di Jalan Situbondo 10, Menteng. Tugas pokok,
dan fungsi tim adalah membahas teknis dan menjabarkan implementasi
visi-misi Joko Widodo-Jusuf Kalla. Tim diisi oleh orang-orang dari
pelbagai latar belakang. Kepala Staf dipegang Rini M. Soemarno, mantan
Menteri Perdagangan era Megawati Soekarnoputri. Lalu, ada akademikus
Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina; Andi Widjajanto,
akademikus dari Universitas Indonesia; dan dua politikus, yakni Wakil
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Dewan Pimpinan
Pusat Partai NasDem Akbar Faisal.
Abdullah Mahmud Hendropriyono Tolak Jadi Staf Ahli Presiden
AM Hendropriyono mengatakan, dirinya tidak dilibatkan oleh tim Jokowi-JK
terkait penyusunan kabinet. "Oh nggak, nggak. Itu bukan urusan saya,"
kata Hendropriyono usai bertemu Jokowi di Kantor Transisi Jokowi-JK,
Jakarta, Sabtu (9/8/2014).
Hendro pun tidak tertarik jika kelak Jokowi-JK menginginkannya menjadi staf ahli presiden. Sebab, ia merasa sudah berumur untuk menduduki posisi tersebut.
"Memang ada yang mau menarik jadi staf ahli dengan umur 70 tahun?
Memang kita kekurangan orang muda? Kalian lah yang masih muda-muda,"
ujarnya.
"Kalau saya nggak lah. Saya menasihati saja. Orang kalau udah seperti
ini harus menasihati apa yang dia tahu dan pernah dia tahu, yang
pernah. Jadi, yang pernah saya tahu dan kira-kira bagus akan saya
sampaikan," katanya.
Tambah Penasehat Senior Tim Transisi
Pada kesempatan tersebut Jokowi mengungkapkan pihaknya ada kemungkinan menambah satu atau dua kursi
bagi anggota senior advisor atau penasehat senior Tim Transisi
Jokowi-JK.
"Nanti penasehatnya ada empat," kata Jokowi,
Sabtu (9/8/2014).
Namun presiden yang masih merangka sebagai Gubernur DKI Jakarta ini enggan mengungkapkan siapa saja
nama-nama yang akan melengkapi anggota penasehat senior Tim Transisi
Jokowi-JK.
"Itu nanti biar Bu Rini (Kepala Staf Tim Transisi) saja yang jawab," kata Jokowi.
Hingga kini, baru mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono yang menyatakan resmi ditunjuk oleh Tim Transisi Jokowi-JK sebagai penasehat senior.
Sementara, nama mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah,
Ahmad Syafii Maarif belum memastikan diri bergabung dengan Tim Transisi
Jokowi-JK. Ia mengungkapkan akan sowan dahulu ke Ketua Umum PDI
Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Bahas Swasembada Beras dan Gula
Menurut Jokowi, kebijakan mengenai swasembada sudah dipersiapkan dari
sekarang sehingga nanti saat sudah dilantik bisa langsung bekerja.
Hanya menurut Jokowi program swasembada itu tidak melanjutkan apa yang
sudah dilakukan oleh Presiden SBY.
”Tidak, ini kita lakukan mulai dari
nol,” tegas Jokowi.
Ketika ditanya mengenai menteri dari ketua umum parpol, Jokowi
berharap jika nanti ada yang tepilih jadi pambantunya di kabinet,
alangkah baiknya jabatan ketua dilepas.
“Namun jangan kalian berharap
semua yang ada di rumah transisi ini akan jadi menteri,” katanya
menjawab pertanyaan wartawan.
Bahkan Jokowi belum berfikir apakah yang ditunjuk sebagai staf di
Rumah Transisi akan jadi Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).
“Semua
mungkin,” tegas Jokowi.
Sedangkan Rini mengatakan, di Rumah Transisi banyak permasalah
dibahas dan mereka butuh masukkan dari tokoh agama, akademisi, dari
sisi intelejen yang lihat dan ada di lapangan.
“Bagaimana
mengimplemetasikan kebijakan, apa hambatannya, apa yang harus
dilakukkan sehingga program ini bisa dilakukan. Kita juga melihat apa
saja masalahnya,” jelas Rini.
Rini juga menegaskan bahwa Rumah Transisi tidak bersentuhan dengan
urusan calon menteri.
”Kami di sini hanya fokus membuat program kerja,
yang diharapkan tentunya dapat memberikan opsi tentang program kerja.
Kami harapkan bisa dimanfaatkan untuk menentukan kriteria. Nama orang
sama sekali enggak dibahas di sini,” tambah Rini.
Sedangkan mengenai Puan Maharani yang tidak dilibatkan di Rumah
Transisi, menurut Rini karena Puan memang memiliki tugas sendiri
sebagai Ketua Fraksi PDIP di DPR.
”Misalnya kami di sini membuat
program kerakyatan sehingga perlu berhubungan dengan DPR terutama soal
APBN. Kami melihat di situ fungsi Ibu Puan sangat penting dimana kami
berkomuniasi atau bertukar pikir dengan anggota dewan apakah program
kami selaras dengan pikiran anggota dewan,” jelas Rini lagi.
Jokowi juga tidak mau menjawab soal hasil sidang di Mahkah Konstitusi
soal Perselisihan Pilpres yang diajukan Prabowo-Hatta.
“Jangan tanya
itu. Tanya saja soal waduk. Soal MK tanya ke tim pengacara,” kata Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar