Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengadakan pertemuan tertutup dengan presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kantor
Transisi Jokowi-JK, Jakarta Pusat, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014) malam.
Setelah kurang lebih 3 jam mengadakan pertemuan, Surya Paloh mengaku mendukung rencana Jokowi atau yang ingin menteri di kabinetnya nanti melepas
atribut partai politik.
Sebab, ia menilai ide tersebut merupakan
gagasan yang baik.
"Jelas (setuju) lah. Itu amat mulia sekali.
Sebuah harapan baru dari keinginan masyakat. Bahwa ada pemikiran,
konsepsi gagasan yang ditawarkan dengan kepemimpinan di bawah presiden
(terpilih) Jokowi. Saya mendukung sekali," jelas Surya Paloh di Kantor
Transisi Jokowi-JK, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014) malam.
Karena
dari hal-hal yang didiskusikannya bersama Jokowi, menurut Paloh, secara
garis besar Jokowi ingin pemerintahan dan kabinetnya nanti berjalan
efektif sebagai kabinet kerja atau Zaken Kabinet. Dengan kata lain para
menteri fokus menjalankan tugas-tugasnya tanpa intervensi urusan partai
politik.
"Kita hanya diskusi dan konsultasi rutin. Mudah-mudahan
persiapan di Rumah Transisi berjalan seperti yang kita harapkan. (Soal
kabinet) Tidak secara khusus. Kita bicara bagaimana persiapan-persiapan
pemerintahan baru ke depan seusai masalah proses hukum yang insya Allah
berakhir di Mahkamah Konstitusi," jelas Paloh.
Kabinet Jokowi-JK Bebas Ketua Umum Parpol
Pada kesempatan tersebut Paloh
menjelaskan bahwa kabinet Jokowi-JK nantinya selain terdiri
dari tokoh profesional juga pasti ada perwakilan dari partai politik.
Namun, sekalipun ada kader parpol, partai diminta untuk tidak melibatkan
eksekutif partai masuk dalam kabinet.
"Khusus untuk parpol tidak
melibatkan ekskutif yang ada di partai politik itu. Tapi pengertian
eksekutif di sini adalah yang seperti ketua umum, para ketua, sekretaris
jenderal, sampai pengurus harian dan kepengurusan pleno lengkap," jelas
Paloh di Jakarta, Kamis (14/8/2014) malam.
Namun, jika kader
partai itu menduduki jabatan misalnya Dewan Pertimbangan atau Lembaga
Majelis Syuro, menurut Paloh tak ada masalah. Yang pasti dirinya
mendukung rencana Jokowi yang ingin jika ada kader partai yang masuk
dalam kabinetnya untuk melepaskan atribut partainya dan fokus bekerja.
Karena kabinet Jokowi-JK adalah Kabinet Kerja atau Zaken Kabinet.
"Saya
pikir esensi yang paling penting tentang bagaimana efektifnya jalan
pemerintahan dan kabinet. Tapi yang tadi tahu apa yang telah mas Jokowi
bicarakan dengan saya adalah keinginan beliau tetap efektifnya jalannya
pemerintahan dengan kabinet yang cukup bisa bekerja sebagai Zaken
Kabinet," jelas Surya Paloh.
Tak Bicara Nama Menteri
Kepada awak media, Jokowi menegaskan tak ada pembicaraan nama menteri dalam pertemuannya dengan Surya Paloh.
"Bukan
nama menteri, apalagi orangnya. Tak ada," kata Jokowi, Kamis (14/8/2014) malam.
Pembicaraan
tersebut, menurut Jokowi hanya seputar masukan dari Surya Paloh agar
sejumlah kelompok kerja atau pokja-Kantor Transisi bekerja lebih cepat.
Berbagai masukan itu, lanjut Jokowi, sangat dibutuhkan saat ini. Apalagi
pihaknya tengah menggodok kelembagaan, seperti rencana jumlah
kementerian nantinya.
"Apakah 20 kementerian, 30 kementerian dan belum rampung," ucap Jokowi.
Yang
pasti, Jokowi menegaskan, hal itu tidak berarti membicarakan
perampingan kabinet. Namun, yang terpenting bagaimana kabinetnya nanti
bergerak cepat melaksanakan program-program pemerintahan. [liputan6,metrotv,tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar