Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo (Jokowi) berencana membuka jalur perdagangan laut atau biasa disebut tol laut.
Tujuannya untuk mengurangi kesenjangan antara wilayah barat, tengah dan
timur Indonesia. Sebab wilayah Indonesia didominasi lautan.
"Ya
memang untuk disparitas Indonesia timur dan barat. Negara kita itu ada
laut, oleh sebab itu yang namanya perhatian pada kemaritiman harus
diberikan. Dulu pada zaman kerajaan Sriwijaya berjaya, kerajaan
Majapahit berjaya, maritimnya berjaya karena armada lautnya," jelasnya
di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Berdasarkan catatan
sejarah ini, maka Jokowi akan memperkuat armada maritim yang
didahulukan. Kemudian baru akan dilanjutkan dengan pembangunan pelabuhan
yang memadai. Sebab akan percuma adanya jalur perdagangan namun tidak
ada infrastruktur yang mendukung.
"Maritim itu yang paling
penting adalah infrastrukturnya pelabuhan-pelabuhan jadi kunci. Sehingga
produksi di situ jadi berlipat. Artinya kontainer yang keluar masuk
menjadi lebih banyak. Artinya kalau produksi kontainer lebih banyak di
tempat tersebut, di wilayah itu akan meningkat. Otomatis akan seperti
itu," ungkap Jokowi.
Untuk pembangunannya, dia tidak akan
sepenuhnya menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Sebab akan lebih menguntungkan jika pembangunan pelabuhan besar
menggunakan dana dari investor.
"Yang akan banyak itu investor,
itu investor kalau mau cepet bangun pelabuhannya ya bareng investor.
Kalau dari APBN ya nanti pelabuhan-pelabuhan kecil," tutupnya.
Seperti
diketahui, rencana pembangunan tol laut sudah masuk dalam visi dan misi
dari pasangan calon presiden Jokowi dan Jusuf Kalla (JK).
Jalur laut ini akan menyambungkan beberapa pulau besar di Indonesia,
seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan berakhir di Papua. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar