Jumat, 20 September 2013

Penyebab PDI-P Laris Manis

Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin mengemukakan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) saat ini laris manis setidaknya karena dua hal.
Pertama, PDI-P adalah partai oposisi, yang pada pemilihan legislatif (Pileg) nanti posisinya diuntungkan akibat partai pemerintah yang berkuasa saat ini dianggap tidak memuaskan rakyat, korupsi yang bertubi-tubi, ragu-ragu, lamban dan penuh pencitraan.

Kedua, mereka memiliki Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), yang diperkirakan berpeluang menang dalam Pilpres karena elektabilitasnya paling tinggi dan belum tergoyahkan oleh capres lain.
"Jadi kalau parpol lain ngebet berkoalisi dengan PDI-P pada Pilpres nanti, itu hal yang wajar-wajar saja. Namun semua itu baru benar-benar jelas setelah hasil Pileg diketahui. Bisa saja, misalnya, parpol yang ngebet berkoalisi dengan PDI-P itu ternyata menang Pemilu. Nah, mereka tentu akan lebih percaya diri untuk mengusung capres sendiri, dan melupakan rencana koalisi dengan PDI-P," kata Said, di Jakarta, Jumat (20/9/2013).

Sementara itu, peneliti senior LIPI, Siti Zuhro mengemukakan, Pemilu 2014 bisa menjadi milik PDI-P dan Jokowi, bila mood atau suasana (iklim) politik bisa dipertahankan seperti saat ini. Artinya, Jokowi dan PDI-P mampu mempertahankan image-nya seperti ini, sehingga animo publik tidak berubah.
"Sinyal terakhir menunjukkan bahwa Ketua Umum PDI-P merespons kehendak publik, dengan memberikan peran pada Jokowi di Rakernas, dan juga dalam berbagai kesempatan menunjukkan kedekatannya dengan Jokowi. Sinyal itu juga dapat diterjemahkan bahwa Jokowi adalah kader PDI-P, dan parpol lain jangan mencoba-coba menariknya dari PDI-P," ujarnya.
Menurut Siti, sebagai figur penting partai, Jokowi diharapkan dapat menjadi pendongkrak elektabilitas PDI-P di Pileg 20014 dan sekaligus mampu memenangkan Pilpres. Dengan prediksi posisi PDI-P di Pemilu 2014 yang bisa jadi cerah seperti itu, maka tentu tak sedikit partai lain yang menengok dan ingin berkoalisi dengan PDI-P. Pada saat yang sama, partai-partai lain juga mulai membuat kalkulasi politik untuk memenangkan pileg dan pilpres.
"Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, menyongsong Pemilu 2014 ini, partisipasi masyarakat dalam mengawal pemilu cukup menonjol. Rakyat tidak lagi berpangku tangan menunggu pasangan capres-cawapres yang ditawarkan partai-partai. Kali ini, rakyat ikut menentukan siapa calon yang mereka kehendaki. Jokowi termasuk yang paling mengena di hati rakyat karena dinilai bersahaja, komunikatif, tegas, konkrit dan amanah (jujur)," tuturnya.

Sumber :
beritasatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar