Pembersihan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pasar Tanah Abang,
Minggu (11/8/2013), secara besar-besaran menurut saya momen yang tepat.
Hari pertama warga Jakarta beraktivitas kembali pada Senin (12/8/2013)
setelah libur panjang Lebaran akan membuktikan seberapa efektif
pembenahan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini.
Seperti
sudah saya katakan sebelumnya, mulai Lebaran hingga H+5 merupakan waktu
emas untuk menata total kawasan Tanag Abang. Karena pada saat ini,
aktivitas warga belum normal. Saat itu, PKL sebagian besar masih mudik
dan konsumen belum ada yang belanja ke pasar.
Pembersihan PKL harus diikuti dengan penataan trotoar dan
penjagaan oleh petugas Satpol PP yang berpatroli 24 jam.
Konsistensinya
juga tidak bisa setengah-setengah. Tidak bisa hanya sebulan-dua bulan
atau setahun-dua tahun saja mengawasinya. PKL harus dijaga dengan tegas.
Konsistensinya harus selamanya.
Jika penataan kawasan Pasar
Tanah Abang berhasil, maka akan menjadi percontohan dan mempermudah
penataan pasar seluruh Jakarta dan bisa menjadi contoh di seluruh
Indonesia.
Revitalisasi pasar, renovasi bangunan, pengembangan
kawasan Tanah Abang menjadi kawasan belanja kelas dunia adalah sesuatu
yang harus dibangun Jokowi-Ahok. Seharusnya, Pemprov DKI Jakarta sudah
keluar dari kelas manajemen pasar dan lingkungan yang primitif.
Keberadaan
PKL memang menganggu semua orang. Budaya dagang seperti itu harus
diubah sehingga pembinaan pedagang juga perlu dilakukan terus-menerus.
PKL
merupakan salah satu penopang perekonomian, terutama untuk kalangan
menengah ke bawah. Mereka sering tidak sadar bahwa selama ini mereka
membayar uang yang masuk kantong pribadi oknum dan preman. Mereka sadar
melanggar aturan dan mengeluarkan uang untuk tetap melanggar. Oleh
karenanya, Pemprov DKI harus bisa memberi jaminan bahwa di Blok G ramai
pengunjung. Konsumen harus dipaksa masuk ke Blok G.
Jadi jangan
tanggung-tanggung, sudah kepalang basah. Blok G harus dilengkapi
jembatan penghubung dengan gedung-gedung di sekitarnya. Konsumen juga
harus dididik untuk belanja ke dalam pasar. Jangan hanya PKL yang
direlokasi.
Penataan kawasan Tanah Abang juga menjadi pembuktian kompetensi, political will
dan kemauan politik Jokowi-Ahok. Ini ujian buat mereka karena
banyaknya kepentingan di Tanah Abang, mulai dari preman kelas teri
sampai para aktor intelektualis.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar