Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan memulangkan warga pendatang
yang tak memiliki kemampuan dan pekerjaan tetap seusai Lebaran 1434
Hijriah. Pemulangan itu bukan dengan Operasi Yustisi Kependudukan (OYK).
"Mereka (warga pendatang) diberitahu dulu, nanti di RT/RW yang
melakukan itu. Orang ke Jakarta tanpa bekal pasti dipulangkan," ujar
Jokowi di Balaikota Jakarta, Kamis (1/8/2013) sore.
Jokowi mengatakan, RT dan RW akan mendapat sosialisasi terlebih
dahulu mengenai metode yang tepat untuk menemukan warga pendatang yang
tak memiliki pekerjaan tetap atau ketrampilan kerja. Jokowi memastikan
bahwa penjaringan kaum urban itu tidak dilakukan dengan razia atau
inspeksi mendadak.
"Enggak dioperasi. Kan kalau (tahun) kemarin dioperasi, ini enggak," katanya.
Jokowi mengakui masih belum memiliki jurus jitu untuk
menanggulangi pendatang seusai Lebaran. Pasalnya, operasi yustisi
dianggapnya tidak efektif dan hanya bersifat sementara dalam upaya
mengendalikan pertumbuhan penduduk. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan
melakukan kampanye terhadap masyarakat agar tak membawa sanak
saudaranya ke Jakarta.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, sejak
2003, pendatang baru ke Jakarta seusai Lebaran terus menurun. Pada
2003, jumlah pendatang mencapai 204.830 orang. Pada 2004, jumlahnya
turun menjadi 190.356 orang dan merosot lagi menjadi 180.767 orang pada
tahun berikutnya.
Pada 2006, jumlah kaum urban setelah Lebaran melorot lagi menjadi
124.427 orang, lalu 109.617 orang, dan 88.473 orang pada tahun-tahun
selanjutnya. Jumlahnya kembali menurun pada 2009, yakni 69.554 orang dan
merosot lagi menjadi sekitar 60.000 pada 2010. Pada 2011, jumlah
pendatang baru hanya 51.875 orang.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar