Gubernur DKI Joko Widodo mengklaim tidak ada lagi warga di Jalan
Fatmawati, Jakarta Selatan, yang menolak pembangunan jalur layang mass rapid transit. Ia mengatakan, permasalahan itu telah diurus lewat komunikasi oleh Wali Kota Jakarta Selatan.
"Sudah
sering diajak bicara. Sudah (tak ada masalah), urusannya ke Wali
Kota," ujar Jokowi, Selasa (11/6/2013), ketika ditanya tentang masih
adanya penolakan warga Fatmawati.
Sore tadi Jokowi menandatangani
kontrak kerja MRT bersama konsorsium kontraktor di Hotel Pullman,
Jakarta. Terkait analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang selama
ini menjadi salah satu alasan penolakan warga tentang MRT, mantan Wali
Kota Surakarta tersebut mengaku tak ada masalah. Menurut Jokowi,
megaproyek itu telah dibangun sesuai prosedur yang ada.
"Sudah ada, kan, dari 2010 (diserahkan ke Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta). Enggak ada revisi," kata Jokowi.
Rencana pembangunan jalur layang (elevated)
MRT sepanjang Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja ini menuai protes
dari warga Jakarta Selatan, terutama yang bermukim dan membuka usaha di
sepanjang Jalan Fatmawati, Panglima Polim, dan Cipete. Warga menolak
pembangunan MRT di atas bangunan yang mereka miliki karena Jokowi tidak
menepati janjinya membentuk tim kajian yang melibatkan Pemerintah
Provinsi DKI, PT MRT Jakarta, Kementerian Perhubungan, lembaga swadaya
masyarakat, wartawan, dan warga. Janji tersebut diucapkan Jokowi dalam
acara public hearing beberapa bulan lalu.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar