Selasa, 11 Juni 2013

Jokowi Diminta Segera Bereskan Calo Makam

Minimnya lahan makam di Jakarta melahirkan profesi calo tanah kuburan. Warga yang kebingungan mencari lahan, mau tidak mau akhirnya meminta bantuan perantara untuk mencari tanah kosong untuk memakamkan keluarganya.
Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna menilai cara menghilangkan praktik calo dengan merangkul mereka sebagai tenaga honorer.
"Kalau bisa calo-calo itu dijadikan honorer oleh Dinas Pemakaman. Dilatih dan ditatar. Karena mereka yang menguasai, bahkan menguasai di pinggiran kota juga," ujar Yayat saat dihubungi wartawan, Selasa (11/6).
Sebenarnya, warga hanya dikenakan iuran retribusi Rp 100 ribu. Tapi yang membebankan adalah biaya pemakaman yang mencapai Rp 3 juta - Rp 5 juta. Yayat mengaku pernah menemukan kasus itu di TPU Karet Bivak
"Susah diatur, malah ada yang bilang ya kepala dinas pemakaman untuk tertibkan minta pistol. Sudah banyak calo menjadikan lahan untuk bisnis," ucapnya.
Menurut data yang dimiliki Yayat, setiap harinya ada 100-120 orang yang meninggal dan butuh lahan makam. Maka itu, calo makam harus segera diberantas.
"Pemakaman juga harusnya bisa ditata dengan baik, misalnya dibuat taman-taman. Dikelola dengan baik," tandas Yayat.


Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar