Ketua Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ) M Taufik menilai, selama ini
pengelolaan sampah di Jakarta melewati beberapa tahap. Mulai dari
penyapuan dan pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan, dan pengolahan
terakhir.
Taufik menegaskan, selama ini pengelolaan sampah
diserahkan ke sejumlah perusahaan swasta. Sehingga berdampak pada
besarnya anggaran yang dialokasikan.
"Sekitar ada 34 perusahaan
yang melakukan swastanisasi sampah di DKI Jakarta. Sudah saatnya kita
menolong masyarakat dengan sistem padat karya. Masyarakat bisa diedukasi
untuk menjaga sampah lebih teratur kemudian dibayar oleh pemerintah
daerah," ujar Taufik di Jakarta, Rabu (26/6/2013).
Untuk tahap
penyapuan sampah, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kebersihan
menganggarkan Rp 2.777 per meter. Kemudian untuk pengangkutan dari
penampungan sementara ke tempat penampungan terakhir mengeluarkan
anggaran dengan dua tipe.
"Pengangkutan dengan kendaraan tipe
kecil Rp 22.393/ton dan tipe angkutan besar Rp 167.343/ton. Sesampai
Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Pemprov
DKI Jakarta juga harus membayar Rp 114.000/ton. Kalau dihitung dari
penyapuan hingga TPA total anggaran yang harus dikeluarkan sebesar Rp
300.000," jelas Taufik.
Dirinya menyarankan, agar Jokowi-Ahok
menerapkan sistem pengelolaan sampah dengan model padat karya. Dengan
padat karya, menurut Taufik, dapat melahirkan 5.000 lowongan kerja untuk
masyarakat Jakarta.
"Kami mengusulkan swastanisasi sampah
dibubarkan, kita kasihkan ke masyarakat sekitar. Kita ingin Pak
Jokowi-Ahok supaya padat karya. Sampah tugasnya dinas kebersihan, mobil
ada, kalau kurang ya beli," tegas Taufik.
"Kalau padat karya,
sampah ini bisa dihemat 200-300 milyar per tahun dalam penanganan
sampah. Kalau perlu saya menyarankan untuk diaudit, ini sudah triliunan
biayanya," tandasnya.
Sebelumnya juga diberitakan, Wakil Gubernur
DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) terlihat pusing dan pasrah terhadap
masalah sampah yang ada di Jakarta.
"Kita udah hitung per hari
rata-rata ada 6.500 ton sampah per hari di Jakarta. Sebagian dari jumlah
itu ngalir di Ciliwung," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (26/6/2013).
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar