Rabu, 26 Juni 2013

Sekali Lagi, Ahok Selamatkan Jokowi Dari Kesalahan Pembuatan Keputusan

Seperti kita ketahui bahwa kemarin, Selasa (25/6/2013), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merencanakan kenaikan tarif TransJakarta dari harga Rp 3.500,- menjadi Rp 5.000,-  Pagi ini, Rabu (26/6/2013), Jokowi membatalkan kenaikan tarif TransJakarta. Jokowi berdalih langkah itu diambil agar masyarakat dapat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Sementara untuk mengatasi naiknya biaya operasional Transjakarta akibat efek kenaikan BBM, Jokowi meminta agar Transjakarta melakukan efisiensi.
"Kemarin sudah mendorong itu, pokoknya intinya efisien. Saya sudah ngomong ke mereka agar efisien," kata Jokowi.

Semalam, Selasa (25/6/2013), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menentang keras rencana Jokowi untuk menaikkan tarif Bus Transjakarta. Hal itu diungkapkan Ahok sesaat setelah Jokowi mengumumkan rencana kenaikan tarif Bus Transjakarta,.
"Seharusnya Pak Gubernur tidak menaikan, mungkin salah kutip kali ya. Harusnya itu tidak naik, tetap, Pak Gubernur tadi ngomong saya enggak ikutin," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta.
Ahok mengatakan, e-tiketing belum berjalan normal untuk bus Transjakarta. Untuk itu, Ahok mengaku akan menemui Jokowi untuk membahas e-tiketing.
"Itu yang belum jadi, karena e-tiketingnya belum berjalan normal kan. Besok saya ketemu Pak Gubernur," katanya.
Meski demikian, Ahok mengakui adanya rencana untuk menaikkan tarif Transjakarta. Namun, menurut Ahok situasi saat ini tidak tepat. Sebab, masyarakat tengah merasakan kesulitan akibat kenaikan harga BBM.
"Jadi diusulkan kalau situasi ini Pak Gubernur jangan naikkan," tandasnya.

Berkat masukan dari Ahok inilah Jokowi membatalkan kenaikan tarif TransJakarta, suatu langkah penyelamat dari keputusan salah Jokowi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar