Bila Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka
Belitung Zakaria Umar memukul Pramugari Sriwijaya Air Nur Febriani,
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) malah bersikap sebaliknya. Seperti apa
gaya pria yang karib disapa Jokowi itu saat di pesawat?
Menurut
kesaksian Deasy Amrin --seorang blogger yang pernah satu pesawat dengan
Jokowi, pria asal Solo itu tidak menunjukkan diri sebagai pejabat saat
di pesawat. Deasy mengaku, saat itu ia dan suami sedang bertolak kembali
ke Jakarta dari Solo, melalui Bandara Adi Soemarmo pada Minggu 26 Mei
lalu.
Saat tengah menunggu giliran masuk pesawat di tengah
antrean panjang, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara sedikit gaduh di
belakang. Bukan hanya dirinya, hampir semua penumpang menoleh ke arah
sumber gaduh itu.
Ternyata, ia melihat sosok Jokowi yang
mengenakan celana jeans, kemeja putih bertangan panjang yang digulung.
Tanpa diampingi ajudan, Jokowi menyandang sendiri ransel hitamnya di
pundak dan ikut antre masuk ke pesawat dengan penumpang lainnya.
"Dia
terlihat sedikit lelah, namun secara umum terkesan santai, tenang dan
ramah. Pria itu menebar senyuman khasnya. Dia orang nomor satu di DKI,
Joko Widodo yang tenar dengan sapaan akrab Jokowi," tulis Deasy di
blognya, adesmurf.wordpress.com, yang dikutip Liputan6.com, Jumat (7/6/2013).
Kelas Ekonomi
Keheranan
Deasy tak sampai di situ. Ia mengaku menyaksikan sesuatu yang langka di
negeri ini, seorang pejabat publik terkemuka ikut di dalam antrean
masuk ke pesawat, untuk kemudian duduk di bangku belakang: kelas
ekonomi!
"Baru kali ini saya duduk lebih depan daripada seorang
pejabat. Bukan tanpa alasan. Sudah terlalu sering saya menyaksikan
bagaimana pongahnya perangai para penguasa ketika menggunakan fasilitas
publik. Jangankan mereka, para asisten dan lingkaran terdekatnya juga
kerap bertingkah berlebihan, selalu minta dilayani, diistimewakan dan
dimaklumi setiap kali mereka hadir. Tidak banyak yang lebih memuakkan
dari hal tersebut," papar Deasy yang berprofesi sebagai Psikolog itu.
Jokowi,
sambung Deasy, saat itu datang seorang diri tanpa kawalan. Sikap
tubuhnya begitu alami, tenang dan apa adanya. Ia membaur dengan orang
lain tanpa rasa canggung atau kedekatan buatan ala pejabat pada umumnya.
"Sikap
yang saya yakini hanya bisa muncul lewat adanya keinginan tulus untuk
menghargai orang lain, dari hatinya," lanjut Deasy.
Turun dari
pesawat, sambungnya, Jokowi pun mengikuti jalur umum. "Ikut antre, turun
tangga, dan menaiki bus bandara yang mengantarkan ke terminal
kedatangan; seorang diri," ungkapnya.
"Kepala saya langsung
berhitung mengalkulasi taksiran biaya yang bisa dihemat antara
perjalanan beliau dibandingkan dengan para pejabat yang memerlukan
antek-antek dan tetek bengek yang lebih ke arah tiada manfaat itu,"
tambah Deasy.
Apa yang diungkapkan Deasy, bertolak belakang
dengan yang dilakukan Kepala BKPMD Bangka Belitung Zakaria Umar. Ia tega
memukul pramugari Sriwijaya Air Nur Febriani. Zakaria tak terima karena
ditegur lantaran menggunakan ponsel dalam pesawat.
Akibat
dipukul Zakaria dengan koran, Febri pun mengalami luka lebam di belakang
telinganya. Saat ini, Zakaria yang menjadi tersangka penganiayaan sejak
kemarin itu masih ditahan di Mapolsek Pangkalan Baru, Bangka Belitung.
Polisi
sudah memeriksa saksi korban dan saksi lainnya untuk menelusuri
kronologi kasus ini. Zakaria dijerat Pasal 351 ayat 1 KUHP, dengan
ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara.
Sumber :
liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar