Tanda tanda kemunculan pemimpin nasional seperti SBY sebelum dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia mengingatkan kita akan beberapa peristiwa yang mendahului kemunculannya. Kalau kita cocok-cocokkan, fenomena yang terjadi pada SBY (Sang Jenderal) ternyata juga terjadi pada Jokowi (Si Tukang Kayu), berikut ini hasil fenomena yang mungkin bisa kita katakan mirip :
Sumber :
kompasiana.com
- Kemunculan di media masa : SBY muncul pertama kali di AFI dengan membawakan lagu "Pelangi Dimatamu" besutan Jamrud, Jokowi muncul pertama di OVJ.
- Blusukan : SBY sebelum jadi presiden sering mengunjungi pasar, lokasi syuting, rumah sakit sampai lokasi bencana. Jokowi keluar masuk perkampungan kumuh di Solo dan Jakarta.
- Citra Terzolimi : SBY saat "dipecat" jadi mentri oleh Megawati (yang sebenarnya mengundurkan diri). Jokowi dituduh anak dari pasangan Non Muslim oleh Oma Irama.
- Ekspos Media : SBY dan Jokowi sama sama selalu ditempel media, sampai hal-hal sekecil apapun jadi berita di media
- Musibah di Awal Kekuasaan : Di tahun pertamanya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, SBY di suguhi tsunami. Jokowi disuguhi banjir besar di jakarta.
- Pendukung Yang Kuat : SBY dan Jokowi sama sama punya pendukung, SBY didukung kelompok Menengah-Atas, Jokowi didukung kelompok Menengah Bawah, sebagian besar pendukung Jokowi dari Wong Ciliknya PDIP.
- Dukungan Pengusaha : SBY diketahui dengan dengan beberapa pengusaha seperti Hartati Murdaya, Jokowi juga dekat dengan beberapa pengusaha, seperti pengusaha Industri kosmetik Tradisional Martha Tilaar.
- Tutur Kata dan Bahasa Tubuh : Saat berbicara, membuka mulut dan gerakan tangan SBY seperti diatur dan dibuat sedemikain rupa, seperti wayang golek digerakkan dalang, sehingga nampak membosankan. Jokowi berbicara dengan gaya yang wajar, tidak dibuat-buat, tertawa lepas dan humor dilepas kapan saja dengan tanpa beban.
- Pengawalan : SBY dan Jokowi sama-sama dikawal, bedanya SBY dikawal kelewat ketat, sedang Jokowi dikawal secara simbolik, buktinya ada ibu ibu yang berhasil mencium Jokowi tanpa dicegah oleh satupun pengawalnya. Bisa kita bayangkan mungkinkah kejadian penciuman yang dialami oleh Jokowi bisa terjadi pada SBY ?
- Hubungan Dengan Rakyat : SBY banyak didemo rakyat, Jokowi sebaliknya, banyak dinanti rakyat untuk mengunjungi daerah mereka.
- Hubungan Dengan Wakil : SBY memperlakukan Wakil Presiden Boediono seperti hiasan (burung dalam sangkar), sebaliknya Jokowi memperlakukan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seperti macan yang mengawal daerahnya dan Jokowi membebaskan sang macan untuk mengaum dan menerkam siapa saja yang tidak benar.
- Hubungan Dengan Media Masa : SBY mengundang media masa untuk meliput kegiatanya, sebaliknya Jokowi dikejar-kejar awak media untuk meliputnya sehingga tak jarang awak media kehilangan jejak Jokowi.
- Hubungan Dengan Partai : Partai SBY (Demokrat) diperlakukan sebagai penyambung lidahnya, sebaliknya Jokowi diperlakukan partainya (PDIP) sebagai penyambung lidah partai. SBY sering menggunakan waktu kerjanya untuk membicarakan partainya, sebaliknya Jokowi tidak mau membicarakan partainya di waktu kerjanya tetapi sering berkampanye atau mendukung kampanye di hari liburnya.
- Pengambilan Keputusan : Konsep pengambilan keputusan SBY "Fikirkan Dulu, Laksanakan Kemudian", sebaliknya Jokowi "Laksanakan Dulu, Fikirkan Masalah Yang Timbul Kemudian". SBY yang berlatar belakang militer ternyata tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat, keputusan-keputusan yang menurunkan citranya baru dibuat setelah didemo dan dihujat kiri kanan. Sebaliknya Jokowi dapat mengambil keputusan dengan sangat cepat (bisa dikatakan kelewat berani) yang kadang-kadang jadi bulan-bulannya lawan-lawan politiknya, sebagai contoh masalah KJS yang baru-baru ini terjadi.
- Bantuan Asing : SBY kerap mempraktikkan konsep neoliberal yang bersikap kooperatif dengan pihak kreditor dan lebih ramah pada investor asing, sebaliknya Jokowi cenderung menolak bantuan asing dan berkeinginan mengakusisi perusahaan asing sebagai contoh masalah PT Paljaya.
- Pertumbuhan Ekonomi : SBY mengutamakan pertumbuhan ekonomi makro, keberhasilan kepemimpinan SBY diukur dari banyaknya investasi asing yang masuk. Sebaliknya Jokowi mengutamakan pertumbuhan ekonomi kerakyatan, keberhasilan kepemimpinannya diukur dari kesejahteraan rakyatnya.
- Hari Libur : SBY nyaris tidak pernah menggunakan hari liburnya untuk mengurusi rakyatnya, sebaliknya Jokowi sering menggunakan hari liburnya untuk mengurusi warganya.
- Aliran Musik : SBY menyukai musik sendu/melangkolis, sebaliknya Jokowi menyukai musik keras (rock).
Sumber :
kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar