Salah satu penyebab banjir di wilayah Jakarta adalah pendangkalan
sungai-sungai membelah ibukota. Untuk mengatasi itu, diperlukan
pengerukan dan normalisasi sejumlah sungai dan waduk.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Stefan Koeberle menyatakan sangat
mendukung program penanggulangan banjir yang dilakukan Pemprov DKI
Jakarta. Bahkan, dia optimis kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa mengatasi banjir di Jakarta.
"Dan kami melihat adanya kepemimpinan sangat kuat ditunjukkan Jokowi-Ahok dalam menangani manajemen banjir," kata
Stefan usai bertemu dengan Ahok di Balai Kota, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Stefan menegaskan pihaknya sangat yakin dengan semua kegiatan
manajemen banjir yang telah diprogramkan oleh Pemprov DKI. Termasuk
penyelesaian pengerukan dan normalisasi sungai pada musim hujan yang
akan datang.
"Kami sangat yakin bahwa pada musim hujan berikutnya, semua kegiatan
manajemen banjir, pengerukan kanal sudah dilakukan dan selesai. Itu yang
sangat penting," tegasnya.
Bank Dunia Bertekuk Lutut di Kaki Jokowi-Ahok
Menyoal Jakarta Emergency Dredging Initiative
(JEDI), Bank Dunia akhirnya menyetujui persyaratan yang diajukan oleh Pemprov
DKI Jakarta dan menyepakati jangka waktu pinjaman
hanya dua tahun.
"Ya kita seneng saja. Akhirnya mereka (Bank
Dunia) mengerti harus dua tahun. Jadi enggak ragu-ragu lagi. Soalnya
dulu Bank Dunia tidak mengatakan iya atau tidak untuk waktu penyelesaian
normalisasi 13 sungai," kata Ahok usai bertemu dengan perwakilan Bank
Dunia di Balai Kota, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Ahok menceritakan,
dulunya Bank Dunia lebih mengutamakan transparansi dalam anggaran.
Kemudian, setelah sampai di lapangan, mereka terkendala dengan relokasi
warga yang berada di bantaran sungai yang akan dikeruk.
"Saya
bilang, kalau mau transparan, apa kami masih kurang transparan? Dia
bilang di lapangan bisa hadapi kendala dalam memindahkan orang. Makanya
kalau kamu tidak dua tahun, tetapi malah lima tahun, orang yang dapat
kerohiman bisa pindah-pindah. Bisa lima kali dapat kerohiman mereka.
Jadi kalau mau sekaligus dikeroyok saja," jelas Ahok.
Menurut
Ahok, untuk mengerjakan pengerukan atau normalisasi sungai tersebut
harus dikerjakan secara bersamaan. Baik dari BUMD atau BUMN.
"Soal
BUMN dan BUMD tidak mau ikut tender, itu cerita lama. Kalau sekarang
boleh ikut. Lalu proses prakualifikasinya diperpendek. Nah Bank Dunia
sudah oke," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar