Senin, 13 Mei 2013

Warga Waduk Pluit Ingatkan Janji Jokowi-Basuki Kala Kampanye

Warga di bantaran Waduk Pluit merasa kalau Jokowi-Basuki melanggar kontrak politik. Pasalnya, saat kampanye pada pemilihan gubernur lalu, mereka mengatakan tidak akan menyengsarakan rakyat.
"Padahal mereka sudah lakukan kontrak politik. Di sini juga Jokowi-Ahok menang telak," kata Muhayati warga RT 19/17 Pluit, Jakarta Utara pada Senin (13/5/2013).
Muhayati mengungkapkan, pada masa kampanye pamilihan gubernur lalu, Jokowi-Basuki meminta dukungan kepada warga bantaran waduk. Mereka juga menjamin tidak akan menyengsarakan warga. Akan tetapi, saat ini, warga malah digusur tanpa ada dialog terlebih dahulu.
Muhayati, secara pribadi menyesal memilih Jokowi dan Basuki sebagai pemimpin Jakarta. Pemindahan warga ke rusun yang jauh dengan tempat mencari nafkah akan menyengsarakan warga. Sedangkan rusun yang berada dekat dengan Waduk Pluit sudah penuh.
Muhayati mengungkapkan, Basuki juga mengumbar janji politik akan memberikan sertifikat tanah jika warga sudah tinggal lebih dari 20 tahun. Akan tetapi, saat ini warga malah dipindahkan ke tempat yang jauh dari tempat asalnya.
"Dulu katanya kalau tanah itu bersengketa, Jokowi akan jadi mediator. Kalau tanah tidak bersengketa, dan kita tinggal lebih dari 20 tahun akan dibuat sertifikat. Makanya dulu kita pilih Jokowi-Ahok," kata Muhayati.
Sebelumnya, warga Waduk Pluit menolak untuk direlokasi jika belum ada dialog antara pemerintah dengan warga. Mereka juga menolak pindah dari bantaran waduk karena tempat tinggal yang dijanjikan jauh dari tempat usaha.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar