Rabu, 01 Mei 2013

Ketua Gerindra: Prabowo Incar Jokowi Jadi Cawapres

Kandidat capres mulai mencari pasangan cawapres untuk Pilpres 2014. Kabarnya, Prabowo sedang mengincar gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi kandidat cawapresnya.
"Bisa saja Pak Prabowo melihat Jokowi, Pak Prabowo kagum dengan apa yang dikerjakan Pak Jokowi hari ini, maka harapan kita lebih bagus dalam membangun Indonesia ini Pak Prabowo berpasangan dengan Pak Jokowi," kata Ketua DPP Gerindra Desmon J Mahesa, kepada detikcom, Rabu (1/5/2013).
Menurut Desmon pasangan Prabowo-Jokowi adalah pasangan serasi. Kombinasi ketegasan militer didampingi birokrat yang rajin blusukan.
"Jokowi ini kan karakter baru kepemimpinan, tinggal kita combine dengan ketegasan Pak Prabowo. Tentu Pak Prabowo presidennya karena Indonesia ini luas, Jokowi lebih kepada operasional dan blusukan," katanya.
Isu santer Prabowo mendesak Jokowi mendampinginya di Pilpres 2014. Bahkan diisukan hal ini membuat hubungan Prabowo dan Jokowi kurang harmonis. Namun isu ini ditampik Desmon.
"Hubungan Pak Prabowo dan Jokowi nggak ada masalah, baik-baik saja," kilah Desmon.
Namun persoalannya jika Prabowo ingin meminang Jokowi tentu harus mendapat restu PDIP. Sedangkan hubungan ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo merenggang pasca Pilgub DKI.
"Hubungan kita dengan PDIP kurang baik, PDIP ini arogan, kita punya pengalaman buruk sama PDIP. Tapi kita nggak tahu apa nanti situasi politik dan pilihan Pak Prabowo," tandasnya.

Terhalang Kisruh  Gerindra - PDIP

 

Elite Partai Gerindra tak menampik Prabowo Subianto sedang mengincar Joko Widodo (Jokowi) menjadi kandidat cawapresnya. Namun apa daya, duet Prabowo-Jokowi sulit terealisasi jika tak ada rekonsiliasi PDIP-Gerindra.
"Kalau sama PDIP kemungkinan kita tidak mau, kelihatan sekali PDIP ini arogan banget, kita punya pengalaman buruk sama cara berpolitik PDIP," kata Ketua DPP Partai Gerindra, Desmon J Mahesa, kepada detikcom, Rabu (1/5/2013).
Pengalaman buruk yang dimaksud adalah saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan suaminya Taufiq Kiemas menyebut Prabowo menunggangi popularitas Jokowi. Memang popularitas Prabowo sebagai capres ikut melonjak bersamaan terpilihnya Jokowi menjadi gubernur DKI Jakarta.
"Ini masalah kita dengan cara berpolitik PDIP. Cara berpolitik PDIP yang menurut kita penuh intrik dan trik politik. Mungkin PDIP paranoid takut kita saingi jadi seolah-olah kita menunggangi," kata Desmon.
Namun perseteruan PDIP-Gerindra tak dihiraukan Prabowo. Kabarnya Prabowo telah berkomunikasi meminta Jokowi menjadi cawapresnya. Isu ini terkonfirmasi.
Menurut Desmon, Jokowi bukanlah kader PDIP tulen, dan mungkin saja bisa diajak menjadi cawapres Prabowo, tanpa harus diusung PDIP.
"Pak Jokowi itu dari dulu bukan orang partai, dia hadir di acara PDIP kan hanya menghormati PDIP saja. Seharusnya kalau Gerindra punya kegiatan, Jokowi juga berlaku sama karena terpilih menjadi Gubernur DKI kan karena dukungan Gerindra juga," jelas Desmon.
Namun duet Prabowo-Jokowi belumlah final. Konstelasi politik masih terus berlanjut. "Koalisi itu penting, kita terus menjalin komunikasi dengan semua partai. Nggak nomor satu pun kita bekerjasama dengan banyak partai dalam rangka membangun Indonesia ke depan," tandasnya.

Komentar Jokowi 

 

Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto mengincara gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi cawapresnya. Apakah Jokowi sudah diminta secara khusus menjadi cawapres pendamping Prabowo?
"Oh ndak, ndak," kilah Jokowi sembari tersenyum, di sela-sela kunjungan ke SMKN 13 Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (1/5/2013)
Hal ini disampaikan Jokowi saat ditanya apakah dirinya diminta secara langsung untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2014. Isu beredar Jokowi menampik tawaran Prabowo sehingga hubungan keduanya memanas.
Jokowi juga menampik pernah bertemu secara khusus dengan Prabowo menyangkut hal ini. "Ndak ada tuh," katanya masih sembari tersenyum.
Para petinggi Partai Gerindra membocorkan Ketua Dewan Pembina partainye mengincar Jokowi menjadi cawapres. Namun rencana Prabowo meminang Jokowi bisa terhalang kisruh PDIP-Gerindra yang belum reda.
Saat ditanya apakah isu seputar Pilpres membuat komunikasinya dengan Prabowo memanas, Jokowi pun hanya menggelengkan kepala, tentu saja sembari tersenyum.

Sekjen Gerindra: Duet Prabowo-Jokowi Belum Final 

 

Sejumlah elite Gerindra menyebutkan Prabowo Subianto sedang melamar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjadi capres. Namun menurut Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Prabowo-Jokowi belum final.
"Jokowi ya, belum, Pak Prabowo belum memutuskan," kata Muzani kepada detikcom, Rabu (1/5/2013).
Belum final karena belum ada pembicaraan yang lebih jauh. Jokowi bahkan menyampaikan belum dikontak secara khusus ataupun ditemui oleh Prabowo. Meski isu santer, Prabowo dengan terang-terangan mendesak Jokowi menjadi pendampingnya.
Namun Ketua DPP Gerindra Desmon J Mahesa mengungkap kebenaran Prabowo menghendaki Jokowi menjadi pendampingnya di Pilpres 2014. Menurut Desmon, Prabowo mengagumi kepemimpinan Jokowi.
Meskipun tak dipungkuri duet Prabowo-Jokowi sulit terealisasi, karena ada faktor ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga disebut-sebut masih ingin nyapres di 2014.
Lalu apakah Prabowo benar-benar akan memaksa Jokowi ke Pilpres 2014? Akankah Jokowi meninggalkan PDIP dan kursi DKI 1 demi Pilpres 2014? Ataukah ada angin segar dari Megawati dengan memberikan tiket Pilpres 2014 ke Jokowi?
"Semua kemungkinan masih terbuka, kita tidak tahu seperti apa pilihan akhir Pak Prabowo," kata Desmon.

Pengamat politik UIN:Jokowi Dipastikan Tolak Pinangan Prabowo



Prabowo Subianto sedang melirik Joko Widodo (Jokowi) menjadi cawapresnya. Jokowi diyakini menolak tawaran menjadi RI 2, karena punya potensi menjadi RI 1 alias capres.
"Dibandingkan kandidat capres lain memang Pak Jokowi lebih unggul. Jadi saya yakin nggak bakalan Pak Jokowi mau, masih unggul Pak Jokowi dari Pak Pak Prabowo," kata pengamat politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto, kepada detikcom, Rabu (1/5/2013).
Wajar saja Prabowo melirik-lirik Jokowi, karena saat ini Jokowi sedang menjadi pusat perhatian karena rajin blusukan. Menurut Gun, Jokowi jauh lebih pas jadi capres, ketimbang hanya jadi cawapres Prabowo.
"Pertama ini tentu ada satu momen di mana Pak Jokowi sendiri kalau diibaratkan brand sedang menjadi brand yang sangat kuat dalam konteks kepemimpinan transformatif dan populis. Ini yang menjadi modal Pak Jokowi di survei-survei itu menjadi yang pertama," kata Gun.
Jelas Prabowo tak akan sukses memaksa Jokowi menjadi cawapresnya. Apalagi ada perseteruan PDIP-Gerindra di Pilgub DKI yang hingga kini belum reda.
"Saya nggak yakin Pak Prabowo bisa memaksa karena dia kan berbeda partai dan belum tentu secara psikopolitik PDIP nyaman dengan itu. Bu Mega tak ingin mengulang peristiwa Pilgub DKI yang mendapatkan keuntungan elektoral Gerindra dan Pak Prabowo," katanya.
Tentu PDIP tak akan merelakan begitu saja Jokowi menjadi cawapres Prabowo. "Apalagi tentu sangat riskan kalau Jokowi menerima pinangan Prabowo, ini penurunan simbol, kemubaziran, simbol yang dibangun Jokowi selama ini adalah populis, transformatif, dan akan menyelesaikan tugas di DKI satu periode," tandasnya.


Sumber :
news.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar