Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendapat panggilan Komnas HAM
terkait penggusuran warga yang tinggal di bantaran sebelah barat Waduk
Pluit. Terkait panggilan itu, Jokowi justru bingung mengapa bisa
dipanggil oleh Komnas HAM.
"Kata siapa, preman siapa, masa wajah
saya wajah preman apa. Yang mungkin banyak preman di sana. Tapi
premannya siapa di sana," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa
(14/5).
Mantan wali kota Solo ini mengatakan, penggusuran
tersebut dilakukan untuk normalisasi waduk yang sudah keruh oleh
sedimen-sedimen sehingga tak dapat menampung air dari Kanal Banjir Barat
(KBB) jika hujan turun. Padahal, korban penggusuran direlokasi ke rusun
yang memiliki fasilitas TV, kulkas, tempat tidur dan meja kursi makan.
"Kurang apa kita ini. Menyediakan kayak gitu kok melanggar HAM. Melanggar HAM yang mana," ucapnya.
Ia
mengaku, sampai saat ini undangan pemanggilan tersebut belum sampai ke
tangannya. Sehingga dia tidak akan datang tanpa ada undangan resmi.
"Undangannya
tidak ada, mau bagaimana. Ada undangannya? Coba ditanyakan ke bagian
umum, mangkir untuk apa? Tidak ada suratnya mau bagaimana datang. Kalau
memang di SMS saja saya datang kok. Apalagi disuratin SMS saja datang
kalau itu penting banget," jelasnya.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar