Tingkat pengangguran di Ibu kota diprediksi akan semakin meningkat
sejalan dengan ancaman 90 perusahaan yang akan hengkang dari Jakarta
atas dampak kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) menjadi Rp 2,2 juta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku akan
terus berupaya bagi para buruh untuk dapat bekerja di tempat lain.
"Ya
pasti ada masalah. Tapi kita lebih bermasalah kalau menggaji orang di
bawah KHL (Kebutuhan Hidup Layak). Itu perbudakan juga gitu lho. Lagian
juga kalau di bawah KHL, mereka sudah tidak cocok buka usaha di sini,"
ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (25/3).
Sementara itu, di
kesempatan yang sama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui
tak memusingkan dampak sosial yang terjadi. "Kalau terjadi seperti itu
gimana. Ya, kita sedang mempersiapkan investasi lain," tandasnya.
Di
dunia usaha manapun, lanjut Jokowi, itu sama saja, dimana sebuah
wilayah, daerah maupun negara yang membutuhkan perusahaan tersebut, maka
mereka akan lari ke sana. "Kita sudah berusaha dia untuk tidak pergi,
tapi kita tidak bisa memaksa dong. Masa kita pegang-pegang tangannya,"
tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin)
perwakilan DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyatakan, akibat kenaikan
UMP 2013 yang sangat memukul dunia usaha khususnya sektor padat karya,
perusahaan garmen dan tekstil di Kawasan Berikat Nusantara. Banyak
perusahaan sudah mulai melakukan rasionalisasi dengan melakukan
pengurangan karyawan secara bertahap dengan cara tidak memperpanjang
kontak kerja sebagaimana lazimnya dilakukan setiap tahun.
Sampai
dengan bulan Maret 2013 jumlah pekerja yang tidak lagi diperpanjang
kontrak kerjanya sudah mencapai 3.447 orang dan akan bertambah setiap
bulan. Bahkan para perusahaan di sana sudah akan berencana merelokasi
pabriknya keluar Jakarta seperti ke Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur bahkan ada yang relokasi di Vietnam.
"Data yang kami dapat
dari 41 Perusahaan di sana mempekerjakan 42.015 karyawan, tentu nasib
mereka akan sangat terancam tahun ini, karena perusahaan sudah berencana
merelokasi pabrik ke luar Jakarta," kata Sarman.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar