Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo optimis pengerjaan deep tunnel
bisa dilakukan. Untuk itu, ia mencantumkan mega proyek itu dalam
Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2013-2017, dan telah disampaikan kepada
legislatif pada Selasa (5/3/2013).
Mantan Wali Kota Surakarta ini menegaskan, proses pengerjaan deep tunnel
bersifat penting. Kalaupun ada kajian yang mengatakan tak bisa
dilakukan karena kondisi tanah di Jakarta relatif lembek, maka ia
menyerahkan semuanya pada bantuan teknologi canggih.
"Kalau
tanahnya lembek kan ada teknologi. Artinya di zaman seperti ini semua
bisa direka," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Senin (5/3/2013) malam.
Mengenai
biaya, kata Jokowi, pengerjaannya dilakukan tanpa menggunakan APBD.
Seluruhnya diserahkan pada pihak swasta yang ingin berinvestasi.
Pembangunan baru dilakukan ketika kalkulasi selesai dilaksanakan.
"Soal
harga, hitungan tanah, kalau hitungannya masuk ya masuk. Mau harga Rp 4
triliun atau Rp 6 triliun, itu swasta, kemarin yang datang dari China.
Kalau investornya berani, ya masuk," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa Jakarta membutuhkan terowongan raksasa di dalam tanah atau disebut dengan deep tunnel.
Terowongan ini dibutuhkan untuk mengatasi persoalan banjir yang
berimbas pada kemacetan parah. Kebutuhan ini dinilai mendesak sebab
banjir dan macet semakin mengganggu aktivitas warga.
Menurut Jokowi, deep tunnel
nantinya bisa berfungsi untuk beragam kepentingan. Selain sebagai
saluran air raksasa pada saat banjir, di saat yang lain juga bisa
sebagai sarana transportasi. Deep tunnel yang dimaksud mirip dengan smart tunnel yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia.
Rencananya, deep tunnel
akan membentang dari MT Haryono sampai Pluit. Sampai saat ini belum
ada investor pasti untuk mendanai proyek yang diperkirakan mencapai Rp
16 triliun itu. Namun, Jokowi percaya diri nantinya akan banyak yang
berminat mendanai proyek tersebut.
Kepercayaan diri Jokowi dilandasi karena ia berpikir bahwa deep tunnel
tidak hanya berfungsi untuk pencegahan banjir, tetapi juga multifungsi
untuk jalur kabel optik, kabel listrik, dan saluran air limbah. Jokowi
pun memastikan ingin memulai pembangunan ini secepat-cepatnya dengan
target selesai sekitar empat sampai lima tahun ke depan.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar